Rembang – Tahun 2022 telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai tahun toleransi. Untuk mewujudkannya, para penyuluh, tokoh agama dan guru diminta menjadi agen toleransi.
Hal itu diutarakan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kemenag Rembang, Moh. Mukson dalam kegiatan rapat koordinasi guru PAK, penyuluh Agama Katholik, Budha non PNS dan guru pada lembaga keagamaan Katholik. Acara ini digelar di Balai Siveri Komplek Gereja Katholik Rembang pada Jumat (26/8/2022).
Mukson meminta semua peserta untuk menjadi agen toleransi agar tercipta kehidupan masyarakat yang rukun dan damai. “Kita patut bersyukur, Indonesia bisa utuh sampai sekarang karena toleransi. Padahal kita lihat negara-negara lain di Timur Tengah mengalami konflik karena tidak bisa menerapkan toleransi,” ujar Mukson.
Mukson menyebutkan, ada empat ciri moderasi beragama yang diterapkan dalam tahun toleransi. Yaitu komitmen kebangsaan yang kuat, sikap toleran terhadap sesama, memiliki prinsip menolak tindakan kekerasan, baik secara fisik maupun verbal, serta menghargai tradisi dan budaya lokal masyarakat Indonesia yang sangat beragam.
Mukson meminta kepada segenap masyarakat untuk tidak banyak menguras tenaga mencari-cari dan mempersoalkan perbedaan. “Justru yang kita patut urai bersama adalah persamaan. Kita menyuarakan kebersamaan. Karena dengan sama itu terasa lebih enjoy,” tutur Mukson.
Sementara itu, ada isu-isu bangsa yang lebih besar yang perlu ditangani bersama. Antara lain darurat narkoba, tingginya angka perceraian, kekerasan seksual, dan sebagainya. “Ini hal-hal besar yang harus ditangani bersama,” pungkas Mukson. — iq/rf