Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi, Ahmad Hidayatullah Memberikan Arahan dalam Tim Penyusun Kurikulum Adaptif Madrasah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi pada Direktorat Kurikulum, Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Ditjen Pendis Kemenag RI, Ahmad Hidayatullah menegaskan, Kurikulum Adapti Madrasah yang saat ini sedang disusun, harus fokus dan mengedepankan rumusan CP dengan tepat agar guru dapat fleksibel dalam menentukan, memperluas, dan membawakan materi pelajaran.

Penegasan tersebut dikemukakan H. Ahmad Hidayatullah, saat memberikan pengantar pada kegiatan Penyusunan Kurikulum Adaptif Madrasah yang digelar melalui virtual meeting, Rabu (9/3).

“Agar terjadi ruang inovasi guru, ruang inovasi dalam rangka menyikapi pembelajaran dan kebutuhan-kebutuhan di sekitarnya,” jelasnya.

Penyusunan Kurikulum Adaptif Madrasah difokuskan pada lima (5) Mapel PAI, yakni Qur’an Hadis, Akidah Akhlak, Fikih, SKI, dan Bahasa Arab untuk jenjang Raudatul Athfal (RA), MI, MTs, dan MA.

Kegiatan dipandu oleh pejabat dari KSKK Madrasah, yakni Penanggung jawab Pengembangan Sistem Pengembangan Kurikulum PAI dan Bahasa Arab di Madrasah, Imam Bukhori, Penanggung jawab Pengembangan Sistem Pembelajaran dan Penilaian, Suwardi, dan Penanggung jawab Monitoring dan Evaluasi Implementasi Program, Kartini.

Kegiatan Penyusunan Kurikulum Adaptif Madrasah dibuka oleh Direktur Kurikulum, Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Isom Yusqi. Dalam pembukaannya Isom Yusqi mengatakan, Kurikulum Adaptif Madrasah atau Kurikulum Mandiri Belajar disaripatikan atau diperas sesuai konteks kekinian. Sehingga materi pembelajaran terjangkau oleh alam pikiran anak-anak dan lebih bermanfaat ke depannya.

Menurut Direktur KSKK Madrasah, Kurikulum Adaptif/Kurikulum Mandiri Belajar yang terkait dengan Mapel PAI Madrasah dapat disaripatikan/diperes menjadi obat yang manjur untuk siruasi dan kondisi keagamaan di Indonesia, baik pemahaman keagamaan, penghayatan keagamaan, maupun kerukunan keagamaan.

Ditambahkan Kasubdit Ahmad Hidayatullah, Capaian Pembelajaran (CP) bukan sekedar untuk menguasai materi, tetapi dari aspek-aspek kebuthan kehidupan Abad-21 yang kaitannya dengan keagamaan yakni tafaquh fiddin anak dalam kaitan kompetensi amaliyah di tengah masyarakat yang diterjemahkan guru melalui materi esensial sebagai referensi awal bagi guru.

Capaian pembelajaran yang akan dicapai adalah titik kompetensi tertentu yang bisa dilakukan anak. Misalnya, orientasi untuk persepsi perkembangan kehidupan tertentu, maka kaitan dengan keagamaan, capaian apa yang tepat, baik dalam Qur’an Hadis, Akidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), dan Bahasa Arab.

Menurut Kasubdit, ketika menentukan CP tidak berawal dari pikiran kita tentang materi apa yang dikuasai anak, melainkan berpijak pada kompetensi yang ingin dilahirkan di masing-masing kelas. Materi bisa merujuk pada KMA Nomor 183 Tahun 2019 dengan memilih materi esensial yang tepat dan yang pokok sebagai guidens dalam merumuskan yang lain.

Tren kurikulum sekarang ini tambah Ahmad Hidayatullah, tidak sesuatu yang mengunci, tetapi yang bisa dipertimbangkan guru untuk ditambah atau dikurangi. Agar tidak keluar dari rambu-rambu , berfikir moderat/toleran atau pikiran yang tidak diinginkan, maka CP sebagai koridor dengan CP yang tepat dalam KMA Nomor 183 Tahun 2019.

Katanya, melihat tren implementasi kurikulum sekarang memang capaian pembelajaran yang tepat agar kompetensi Abad-21 terselip betul menjadi satu dengan CP, sehingga pembelajaran PAI dan Bahasa Arab mencerminkan dan sekaligus ikut mendukung kompetensi yang dibutuhkan anak-anak di Abad-21 dalam menghadapi dinamika kehidupan yang sangat berbeda, berubah, dan mengalami percepatan yang sangat tinggi.

“Kami bangga dengan kerja tim penyusun Kurikulum Adaptif Madrasah. Analisis di bawah tim ahli sudah luar biasa dengan memilah-milah materi esensial terkait dengan dampak dan konsekwensi yang telah diperhitungkan matang,” pungkasnya.

Sedangkan salah satu peserta, pengawas Kemenag Kota Semarang, Amhal Kaefahmi mengatakan, sangat bangga bisa ikut terlibat dalam penyusun Kurikulum Adaptif Madrasah, khususnya yang terkait dengan capaian pembelajaran di Raudhotul Athfal. (Amhal Kaefahmi/bd)