Pati – Keluarga Buddhayana Indonesia (KBI) Kabupaten Pati bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pati laksanakan aksi donor darah rutin pada Minggu (30/1/2022) di Vihara Metta Manggala, Payak, Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati.
Donor darah ini diikuti oleh Umat Buddha di bawah binaan Majelis Buddhayana Indonesia, juga diikuti oleh pendonor dari pemeluk agama lain di sekitar Vihara Metta Manggala.
Dalam keterangan salah satu penyuluh agama Buddha Kemenag Pati, Jumi’ah mengatakan, Donor Darah di Vihara Metta Manggala ini dilaksanakan rutin setiap 3 bulan sekali, dengan rata-rata jumlah pendonor aktif sebanyak 60 orang.
“Donor darah kali ini hanya diikuti oleh 39 pendonor. Meskipun partisipan tidak hanya sejumlah itu. Beberapa di antaranya tidak dapat mengikuti donor darah dengan berbagai sebab, antara lain tensi tinggi, dan/atau kandungan hemoglobin dalam darah yang rendah, serta beberapa yang baru saja menjalani vaksinasi covid–19. Salah satu nya adalah Ketua Wanita Buddhis Indonesia (WBI) Kabupaten Pati, ibu Jumi yang juga tidak dapat mengikuti donor darah karena beberapa hari lalu baru saja mengikuti vaksin booster covid-19,” ujar Jumi’ah.
Dalam agama Buddha, menurutnya, donor darah merupakan salah satu perbuatan baik (dāna), di yang lebih tinggi, yakni Mahatidāna. Mahatidāna merupakan pengorbanan berupa anggota tubuh untuk menyelamatkan makhluk lain. Di dalam salah satu kitab agama Buddha, yakni Devatasamyutta (S. i, 18), dijelaskan bahwa dāna dapat memberikan manfaat baik oleh pelaku maupun penerima.
Manfaat dāna bagi pelaku, selain melakukan perbuatan baik, juga akan memperoleh manfaat yang lebih tinggi yakni mngurangi keserakahan, keegoisan, serta kemelekatan pada sesuatu yang dimiliki. Sedangkan bagi penerima, mereka akan berbahagia karena memperoleh pertolongan pada saat membutuhkan, mereka akan mendoakan kepada pemberi dāna untuk selalu berbahagia.
Di akhir keterangannya, Jumiah mengatakan bahwa dalam kotbah-kotbah yang lain, sang Buddha menjelaskan tentang manfaat yang lebih tinggi dari ber-dāna adalah kebahagiaan, kesehatan, panjang usia, hidup yang berkecukupan, dan setelah meninggal dapat terlahir di alam surga.
Sementara Erlina sebagai petugas PMI menyampaikan bahwa donor darah dapat dilakukan oleh penerima vaksin covid-19 paling sedikit setelah 15 hari setelah pemberian vaksin. Hal ini untuk menjaga vitalitas tubuh yang dimungkin sedikit menurun setelah reaksi vaksin covid-19.
Menurut Erlina, Donor darah sangat bermanfaat antara lain, Cek kesehatan gratis, karena sebelum donor darah, setiap partisipan harus memeriksakan kesehatannya dulu, sehingga apabila terdapat suatu penyakit, dapat diketahui lebih awal, Merupakan aksi kemanusiaan yang dapat menyelamatkan nyawa manusia, Mengurangi resiko serangan jantung. Karena dengan donor darah rutin dapat mengurangi simpanan zat besi yang berbahaya. Kadar zat besi yang tinggi dalam darah menyempitkan pembuluh darah yang menciptakan lebih banyak risiko serangan jantung.
“Donor darah dapat mengurangi risiko terkena kanker, hal ini karena simpanan zat besi dalam tubuh tetap terjaga pada tingkat yang sehat, juga bisa mengurangi stressdan meningkatkan produksi sel darah baru. Donor darah memiliki manfaat bagi kesehatan emosional dan fisik, karena saat mendonorkan darah, seseorang akan merasa berbahagia telah dapat berbuat baik dan membantu orang lain dalam menyelamatkan hidupnya,” urai Erlina.
“Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa donor darah terbukti dapat membawa kesehatan bagi pendonor,” tegas Erlina.
Pada kesempatan itu, Surahman salah satu pendonor darah yang telah melakukan donor darah sebanyak 39 kali saat dimintai keterangan menyampaikan, setelah melakukan donor darah, badan merasa lebih bugar, sehat dan berbahagia telah dapat membantu orang lain.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Suwarno, setelah rutin mendonorkan darahnya, tensi darahnya cenderung stabil dari waktu ke waktu, jarang memiliki keluhan penyakit, dan merasa lebih berbahagia saat sedang dan selesai melakukan donor darah. (Jum-at/Sua)