Kebijakan baru Menag agar tingkatkan kekhusyukan haji

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang — Berbagai kebijakan baru terkait pelayanan ibadah haji diharapkan akan semakin meningkatkan kekhusyukuan dalam beribadah. Selain itu, kelancaran ibadah juga sangat ditentukan oleh koordinasi yang baik antar petugas haji maupun jamaah haji itu sendiri.

Demikian ditegaskan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Atho’illah dalam acara Pemantapan Karu dan Karom Calon Jamaah Haji asal Rembang siang ini, (13/8) di aula Kankemenag Kabupaten Rembang.

Atho’illah mengapresiasi kebijakan baru yang diambil oleh Menag, baik dalam hal transportasi, akomodasi, dan konsumsi. Perpendekan rute perjalanan yang hanya menjadi dua kali, diharapkan bisa menghemat energi jamaah di tengah cuaca di Arab Saudi yang tengah ekstrim.

Sebagaimana diketahui, rute penerbangan diperpendek hanya dua kali. Dimana jamaah haji gelombang I akan berangkat dari tanah air langsung menuju Madinah dan pulang melalui Jeddah. Sebaliknya, jamaah haji gelombang II akan berangkat langsung menuju Jeddah, dan pulang melalui Madinah setelah melakukan ibadah arba’in.

Demikian pula penyediaan bus sholawat dan mempermudah perjalanan selama menjalankan haji, serta jaminan katering yang disesuaikan dengan menu khas Indonesia. “Ini merupakan upaya optimal pemerintah dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik kepada jemaah haji. Sesuai dengan misi Dirjen Haji dan Umroh, yaitu terwujudnya pembinaan, pelayanan, dan perlindungan terhadap jamaah haji,” terang Atho’illah.

Terlepas dari itu, koordinasi yang baik agar diciptakan antar petugas haji dan jamaah. Harmonisasi antar petugas haji, termasuk ketua regu dan ketua rombongan sangatlah diperlukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kepada Karu dan Karom, Atho’illah meminta agar menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Menurutnya, Karu dan Karom hakikatnya adalah petugas haji. Hal ini karena mereka mengemban tugas untuk menertibkan jamaah selama perjalanan haji, mulai dari tanah air, tanah suci, hingga kembali ke tanah air.

“Karu dan karom mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mengelola regu dan rombongannya. Informasi apa pun dari karom maupun petugas haji harus disampaikan oleh seluruh anggota regu. Dan diharapkan ada keterbukaan antar sesama jamaah, sehingga segala persoalan dapat diselesaikan dengan baik,” ujarnya.

Sementara itu, untuk mengantisipasi cuaca ekstrim di tanah suci, jamaah diminta untuk selalu menjaga kondisi kesehatan. Bagi mereka yang mempunyai riwayat penyakit kronis, agar selalu mengontrol kesehatan dan membawa segala keperluan untuk itu.

Dan yang tak kalah penting adalah, jamaah diminta untuk memperbanyak minum air putih mengingat suhu di Madinah akhir-akhir ini mencapai 50 derajat celcius. “Ini untuk menghindari jamaah haji mengalami dehidrasi,” tandas Kepala seksi Surveilance dan penanggulangan KLB Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, Supriyo SKM.

Turut menjadi narasumber yaitu Dra Hj. Ruchbah dan KH Khazim Mabrur.—Shofatus Shodiqoh