Purwokerto : “ Banyak keluhan dari guru diberbagai kabupaten bahwa sosialisasi Kurikulum Merdeka yang diberikan diberbagai pihak pada umumnya bersifat umum, pada tataran teori serta konsep , itu sebenarnya semua sudah ada dipanduan di kementerian jadi tidak ada alasan kalau guru tidak memahami.“ Jelas Syaeful Huda Sodik. S.Ag dari Tanoto Foundation selaku narasumber saat memberikan sambutan pada acara Bimbingan Teknis dan Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka bagi guru dan Kepala Madrasah se kabupaten Banyumas yang diselenggarakan di D Garden Purwokerto, Rabu (13/07)
Bimbingan Teknis dan Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka diselenggrakan selama dua hari dari tanggal 13 – 14 Juli oleh Tanoto Foundatioan bekerjasama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas. Kegiatan ini digelar dengan sistim hybrid , yaitu secara langsung yang diikuti oleh 30 Kepala madrasah terdiri dari 8 MTs dan 22 dari MI negeri dan swasta dimana setiap madrasah mengirimkan utusan 2 orang. Kemudian melalui aplikasi zoom meeting yang diikuti oleh 221 orang peserta guru dari MTs dan MI negeri dan swasta.
Sebagai narasumber adalah DR. Nurkholis, MM. (Koordinator Tanoto Faundation Prov. Jawa Tengah) , Saiful Huda Sodiq (Trainer Spesialist Tanoto Foundation) , Roly Cristy Tambunan, SS (Trainer Spesialist Tanoto Foundation).
Dalam sambutan pembukaannya Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas H.Aziz Muslim, menyampaikan bahwa bimtek IKM adalah hal yang sangat strategis dan urgen untuk memajukan SDM hususnya para praktisi pendidikan , kegiatan ini bukti bahwa komitmen dunia pendidikan di Banyumas dan umumnya di Jawa Tengah dan antusias semangat para pemangku kebijakan luar biasa.
“ Mudah mudahan ini berbanding lurus dengan apa yang akan kita harapkan , hasil yang maksimal dari apa yang sudah diikhtiarkan bersama. Kami mengucapkan terimakasih kepada steak holder dari Tanoto Foundation , harapannya nanti diperluas lagi lembaga binaannya , tidak hanya dikota saja,” tutur Aziz .
“ Akan tetapi juga justru di desa – desa mendapatkan bimbingan pendampingan pendampingan, sentuhan agar lembaga yang berada di bawah Kementerian Agama maju secara bersama – sama,”ungkapnya.
Lebih lanjut Aziz manyatakan salah satu kunci keberhasilan dunia pendidikan adalah kehadiran sumber daya manusia yang handal. Termasuk bapak ibu yang ada disini adalah team work yang sangat menentukan , elemen yang sangat penting dalam sebuah manajemen adalah MAN atau sumber daya manusia yakni guru salah satunya.
“ Era digital menuntut bagaimana guru ini tidak kagetan , tidak ngantukan dan tidak gumunan. Di era disruptif dan di era diglobalisasi yang luar biasa guru tidak boleh gaptek, guru harus progresif , berinovasi serta bersemangat merespon perkembangan yang ada,” tuturnya.
Sementara itu Syaeful menjelaskan bahwa sesuai laporan dari BPPNP, Jawa Tengah ditarget 18 ribu sekolah untuk mendapatkan sosialisasi Kurikulum Merdeka dan yang mendaftar sudah sampai angka 32 ribu.
“ Tanoto Foundation diajak sebagai salah satu mitra untuk mensosialisasikan Kurikulum Merdeka. Kami memutuskan untuk menyiapkan materi materi yang memang praktis , kami tidak bercerita tentang teori,“ terangnya.
“ kami mengambil jalan bekal teknis bagaimana bapak ibu guru tidak hanya membaca CP didalam Kurikulum Merdeka tetapi menjadi guru yang tidak kagetan kalau kurikulumnya nanti berubah lagi,” terangnya lebih lanjut.(yud/rf)