081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

Search
Close this search box.

Kemenag Jajaki Peluang Beasiswa Disabilitas Kuliah di Amerika

KAB.PEKALONGAN, (HUMAS) —  Kementerian Agama tengah menjajaki peluang memberikan beasiswa pendidikan bagi sahabat disabilitas untuk kuliah di Amerika Serikat. Penjajakan ini dibahas bersama oleh Dirjen Pendidikan Islam Ali Ramdhani dengan Konsul Jenderal RI di New York, Winanto Adi, di Amerika Serikat. Hadir, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ahmad Zainul Hamdi dan Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija. Ikut mendampingi, Kasubdit Pengembangan Akademik pada Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Abdullah Faqih, Kasubdit Bina Guru dan Tenaga Kependidikan Zulpan Syarif Hasibuan, dan Kasubag TU Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ajang Pradita. “Hari ini kami berdiskusi dengan Konjen RI di New York dan dia bersedia menjadi jembatan bagi kita untuk melakukan kolaborasi penyelenggaraan pendidikan. Kami akan menjajaki kerja sama dengan salah satu universitas terkemuka di Amerika, yakni Rochester Institute of Technology, terkait peluang memberikan akses beasiswa pendidikan bagi sahabat disabilitas, khususnya tuli,” ujar M Ali Ramdhani di New York, Selasa (29/8/2023). “Kami akan melakukan peninjauan kampus dan fasilitasnya yang luar biasa itu. Semoga ke depan kita bisa bekerja sama agar janji konstitusi bahwa pendidikan untuk semua bisa dihadirkan Kemenag, termasuk menyentuh mereka yang menyandang disabilitas,” sambungnya. Kunjungan Dirjen Pendidikan Islam beserta rombongan ke Konjen RI di New York untuk menyampaikan kedatangan 67 Mahasiswa peserta MORA Overseas Student Mobility Awards (MOSMA). Ini merupakan salah satu program Kementerian Agama dalam implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka. MOSMA berbentuk program mobilitas fisik yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi luar negeri. Program ini berlangsung selama 1 semester dengan durasi maksimal 6 bulan. Melalui program ini, mahasiswa mendapatkan kredit yang dapat dikonversi ke dalam SKS (Satuan Kredit Semester) di kampus asal. “67 pelajar ini menerima beasiswa kuliah satu semester yang tersebar pada lima Perguruan Tinggi di Amerika Serikat, yaitu: Columbia University, Rochester Institute of Technology, Buffalo State University, Temple University, dan York College of Pennsylvania,” sebut pria yang akrab disapa Kang Dhani ini. Dirjen Pendidikan Islam mengharap dukungan dari KJRI di New York untuk memberikan pembinaan, pendampingan, dan pelindungan kepada mereka agar dapat belajar dengan maksimal. Konjen RI New York, Winanto Adi, menyambut baik kedatangan para mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) binaan Kementerian Agama yang meraih beasiswa MOSMA dan akan tinggal selama 1 semester di AS. Winanto juga menyambut kedatangan Dirjen Pendidikan Islam bersama delegasi. “Kami senang dan menyambut baik kehadiran penerima beasiswa MOSMA di New York. Ini merupakan program yang strategis dalam rangka peningkatan mutu SDM bangsa Indonesia,” ujarnya. Konjen menegaskan komitmennya untuk mendukung program MOSMA. KJRI di New York juga siap bersinergi dengan Kemenag untuk memberikan pembinaan, pelindungan, serta melakukan monitoring dan evaluasi sebelum program berakhir. Konjen menyambut baik dan mendorong rencana menjajaki kerja sama antara Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) dengan Rochester Institute of Technology (RIT) dalam bidang manajemen pendidikan inklusif. Menurutnya, RIT merupakan salah satu perguruan tinggi rujukan nasional dalam bidang pusat pengembangan pendidikan bagi tunarungu di Amerika Serikat. RIT telah mendirikan dan mengembangkan National Technical Institute for the Deaf (NTID). “Kami di KJRI New York juga siap memfasilitasi Kemenag untuk menjalin kerja sama dengan berbagai kampus terkemuka di AS,” tegasnya. Ikut dalam kunjungan ke Amerika, Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija mengapresiasi terbukanya peluang bagi mahasiswa dari Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu dan PTK lainnya untuk mendapat beasiswa kuliah di luar negeri, termasuk Amerika. Menurutnya, beasiswa MOSMA yang diinisia Kemenag dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), bersifat terbuka, bisa diakses tidak hanya mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri, tapi juga Hindu, Kristen, Katolik, Buddha, dan Khonghucu. Hal ini sejalan dengan komitmen dan arahan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk memajukan seluruh PTKN. “Sesuai arahan Gus Men, pintu sudah dibuka. Kami akan sampaikan ke PTKN agar peluang ini bisa diraih di tahun-tahun berikutnya. Kami telah dibuka wawasannya. Semoga ke depan bisa lebih baik lagi,” sebutnya. (Abdullah Faqih/M.Khoeron/MTb/bd)
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Skip to content