Semarang – “Banyak tantangan di bidang keagamaan yang semakin kompleks. Majemuk suku agama ras adat, sehingga rentan gesekan. Dengan adanya medsos juga akan berpengaruh, info positif maupun negatif akan cepat tersebar.“
Demikian disampaikan Fajar Adhy Nugroho sebagai pengantar saat membuka acara Pembinaan Manajemen Konflik dan Jurnalisme Damai yang diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah pada Senin (15/11/2021) di Hotel Grasia, Semarang. Narasumber dalam kegiatan tersebut antara lain Kepala Kesbangpol Provinsi Jateng Khaerudin, Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) Jateng Syaefudin, Kepala Biro SINDOnews Jateng Khusnul Huda, serta Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jateng KH Taslim Syahlan.
Pemateri pertama, Khaerudin mengusung topik peran pemerintah dalam pencegahan dan penanganan konflik sosial keagamaan. Berikutnya Syaefudin menyoroti betapa minimnya pengawasan orang tua terhadap anak terutama diawal kuliah sehingga rawan terdoktrin paham radikalisme dan terorisme. “Sangat disayangkan setelah anak masuk perguruan tinggi, orang tua seakan melepas begitu saja tanpa kontrol lebih lanjut. Padahal masa-masa ini anak sangat rentan salah arah. Bahkan teroris menyasar mahasiswa semester I sebagai target pengikut mereka,” jelas Syaefudin yang menduduki jabatan sebagai Agen Muda dalam Binda Jateng.
Sementara itu, Khusnul Huda selaku wakil dari media menggambarkan situasi saat ini dimana banyak media baru yang mengabaikan etika jurnalisme, sehingga perlu komitmen dari pejabat berwenang untuk menertibkan media-media yang menjadi aktor antagonis dalam upaya terciptanya jurnalisme damai. Terakhir, KH Taslim Syahlan mengisahkan upaya yang telah dilakukan FKUB dalam mewujudkan kerukunan di antaranya restorasi umat beragama dan moderasi beragama dan penguatan potensi daerah (local wisdom).
Sugiyanto dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purworejo yang turut menjadi peserta kegiatan menyatakan manfaat pertemuan tersebut. “Kegiatan seperti ini penting untuk konsolidasi berbagai pihak dalam mewujudkan kerukunan. Ini merupakan komitmen bersama yang harus selalu kita jaga mengingat bangsa kita tersusun dari berbagai agama, suku, ras yang berbeda,” kata Sugiyanto yang kesehariannya merupakan Pranata Humas Kankemenag Purworejo. “Kerukunan di Jateng adalah tugas kita semua untuk mengawal. FKUB, Kemenag, Kesbangpol, BIN, aparat penegak hukum, dan tentu juga rekan-rekan media. Mudah-mudahan terwujud masyarakat Jateng yang hidup rukun, gayeng, dan majeng sareng-sareng,” pungkasnya. (sgy/bd)