Kemenag Sinergi dengan Arpusda Wonosobo Mulai Garap Proyek Digitalisasi Nasakah Kuno Abad ke 18

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonosobo – Sebagai salah satu upaya pelestarian warisan budaya Indonesia, dalam hal ini di Kabupaten Wonosobo, Kankemenag Kab. Wonosobo bersinergi dengan Dinas Arpuda Wonosobo mulai menggarap proyek digitalisasi kitab-kitab kuno dan naskah-naskah abad ke-18 yang ditulis tangan oleh ulama terkemuka, KH. R. Abdul Fattah Sigedong Baturono yang ditulis pada kisaran tahun 1815 – 1909. Proses digitalisasi dimulai pada hari Kamis, (7/9) bertempat di lokasi penyimpanannya di Pondok Pesantren Nurul Fatah Sigedong Kepil.

KH|. R. Abdul Fattah Sigedong Baturono, yang dikenal sebagai salah satu ulama terkemuka pada zamannya, meninggalkan warisan berharga berupa kitab-kitab kuno yang berisi ajaran-ajaran Islam, sejarah lokal, dan berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat Jawa pada abad ke-18. Naskah-naskah tulisan tangannya menjadi bukti nyata dari intelektualitas dan kearifan lokal yang dimilikinya.

Kitab-kitab kuno tersebut selanjutnya diwariskan turun temurun. Hal tersebut disampaikan oleh Kyai Hamim (88) selaku pengasuh Pondok Pesantren Nurul Falah.

“Saya menerima kitab tersebut secara turun temurun dan menyimpannya dengan baik. Saya juga bersyukur adanya proses digitalisasi naskah kuno ini,” tandasnya.

Meski proses pendigitalan baru saja dilakukan, program tersebut telah dimuali sejak setahun yang lalu, “digitalisasi dilakukan untuk melestarikan kekayaan intelektual dan sejarah budaya yang terkandung dalam karya-karya tulisannya. Program digitalisasi naskah kuno ini telah dimulai setahun lalu, alhamdulillah sekitar 20 kitab naskah kuno telah dialih mediakan,” jelas Fakih Khusni selaku inisiator kolaborasi program digitalisasi naskah kuno sekaligus kasi PD. Pontren Kankemenag Kab. Wonosobo.

Dalam proses digitalisasi, setiap halaman kitab dan naskah dipindai dengan teknologi tinggi untuk menjaga kualitas gambar dan teks aslinya. Selanjutnya, tim ahli bahasa dan sejarah bekerja keras untuk mentranskripsikan teks tulisan tangan tersebut ke dalam bentuk digital yang dapat dicari dan diakses dengan mudah. Semua teks akan tersedia dalam format daring, memungkinkan siapa saja untuk mengaksesnya melalui internet.

Atas inisiasi tersebut, Kakankemenag Kab. Wonosobo, Panut menyampaikan program digitalisasi naskah kuno diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan bagi generasi muda Indonesia, serta mempromosikan penghargaan yang lebih besar terhadap kekayaan intelektual dan budaya yang dimiliki bangsa ini.

“InsyaAllah program seperti ini akan terus dilakukan, karena masih banyak terdapat kitab-kitab kuno yang ditulis tangan oleh para ulama pada awal abad 18 yang masih tersimpan di beberapa pesantren lainnya,” tandas Panut.(ps-ws/Sua)