081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Whistle Blower

Kepala dan Penghulu Kankemenag Kota Semarang, Sedekah Jariyah Melalui Medsos

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang–Kepala KUA dan penghulu merupakan salah satu garda terdepan Kementerian Agama, karena mereka memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat, baik buruk kinerja mereka kurang lebih akan menggambarkan wajah Kementerian Agama, demikian difahami oleh Kepala KUA dan penghulu Kankemenag Kota Semarang.

Sebagai garda terdepan, tentunya terpikul beban di pundaknya untuk ikut membawa nama baik Kemenag dalam menjalankan tusi Kemenag itu sendiri, sekalipun terkadang hal yang bukan merupakan tusi dari Kepala KUA ataupun penghulu. “Terkadang tetangga menanyakan terkait regulasi umroh dan haji, tahunya kan Kami pegawai Kemenag, masyarakat menuntutnya karena bagian dari Kemenag, ya pasti tahu tentang segala sesuatu terkait tusi dari Kemenag, dan tidak boleh dijawab tidak tahu, kalau kebetulan Kami memang belum faham, maka ya harus mencari tahu kepada pihak-pihak yang berkompeten untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat,” ungkap Darun Khasanah, Kepala KUA Kec. Ngaliyan.7/1/22

Tidak hanya terkait haji dan umroh, Kepala KUA dan penghulupun ikut dituntut untuk bisa memberikan penyuluhan dan bimbingan rohani dilingkungan masyarakat sekitar. “Tukang doa, begitulah kira-kira tugas Kami di masyarakat,” ucap Zumroni, penghulu Kecamatan Semarang Barat.
Sebagaimana yang dilakukan oleh Darun dan Zumroni pagi ini, keduanya kompak memposting tausiyah singkat melalui medsos status WA. “Sebagaimana yang disampaikan Rasulullah, bahwa bersedakahlah yang pandai, yaitu sedekah yang terus mengalir pahalanya meskipun Kita sudah meninggal, semoga melalui pesan-pesan singkat yang sifatnya untuk mencharge hati Kita supaya selalu ingat dan berusaha mendekatkan diri kepada Allah ini bisa menjadi amal jariyah bagi Kami dan bermanfaat bagi umat,” tutur Darun.

“Semua diawali dengan niat, niatnya adalah menyampaikan ilmu meski hanya satu ayat, tidak terbersit sedikitpun untuk riyak atau merasa diri paling hebat, atau biar dianggap wah,” jelas Zumroni.–NBA/bd

Skip to content