KAB.PEKALONGAN, – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan, Drs. H. Sukarno, MM beserta jajaranya menghadiri peringatan Nuzulul Qur’an 1444 H yang digelar Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Selasa (11/04/2023) malam di Masjid Agung Al-Muhtarom Kajen
Bupati Pekalongan, Fadia A. Rafiq dalam sambutannya mengatakan kita patut bersyukur masih diberikan nikmat panjang umur, bisa bertemu bulan Ramadhan dan semoga mendapatkan keberkahan malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan serta kelak akan dijadikan umat yang mendapat Syafaat di hari Akhirat dari Nabi Muhammad SAW
Menurut Fadia, Nuzulul Qur’an merupakan momentum bersejarah bagi umat islam karena merupakan malam dimana wahyu Al Qur’an turun ke Bumi. Untuk itu, Nuzulul Qur’an menjadi saat untuk meningkatkan kecintaan kepada Al Qur’an, dan bahkan menjadikannya sebagai imam didalam kehidupan, jadikan Al Qur’an sebagai imam dalam kehidupan kita sehari-hari, agar bahagia dunia akhirat.
Lebih lanjut Bupati Fadia menyampaikan harapannya agar memasuki 10 hari terakhir menjelang lebaran, situasi dan kondisi di Kabupaten Pekalongan dapat tetap aman dan kondusif.
“Alhamdulillah di Kabupaten Pekalongan ini tidak ada perang sarung dan semua perbedaan bisa kita sikapi dengan cara yang damai. Mudah-mudahan sampai nanti lebaran juga semuanya baik dan kondusif”
“Mari kita rayakan dengan takbir tahmid di masjid, hindari ugal ugalan di jalan dan pesta petasan yang membahayakan jiwa kita. “ajaknya.
Sementara Pendiri Ponpes Ummul Qura Tanggerang Selatan selaku Penceramah, KH.R. Syarif Rahmat, M.A menyampaikan materi ceramah berupa kisah-kisah nabi yang dapat diteladani dalam kehidupan, seperti kisah Nabi Muhammad, Kisah Nabi Ayub, Kisah Nabi Musa, Kisah Nabi Adam dan Kisah Nabi Sulaiman.
Ia menjelaskan jika seorang pemimpin sukses memimpin negaranya, maka baca dan pelajari Al Qur’an, jika rumah tangga ingin sakinah mawadah warahmah, maka hiasi dengan Al Qur’an, jika panglima TNI ingin mengatur strategi perang, tirulah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW begitu sayang kepada istrinya, selalu memuji kecantikan istri, selalu lemah lembut, jika istrinya sedang marah, beliau dengan lembut meletakkan tangan nya di pundak sambil berdoa kepada Allah, ampunilah dosa istriku, berilah dia petunjuk-Mu.”
“Jadikan Al Qur’an sebagai buku Petunjuk segala aktifitas kita.”
“Saat Nabi Ayyub sakit keras, beliau begitu marah besar kala istrinya berbuat kesalahan dan berjanji jika sembuh akan mencambuk tubuh istrinya sebanyak 100 kali. Tapi kemudian beliau menyadari bahwa menjadi seorang istri itu berat tugas yang diembannya. Sehingga beliau kala telah sembuh memutuskan batal menghukum sang istri. Namun Allah kemudian mengingatkan jika bernadzar harus dilaksanakan. Akhirnya Nabi Ayyub pun melakukan hukuman tersebut, namun halus yaitu dengan cara mengikat 100 batang rumput kering dan dipukulkan ke tubuh istrinya dengan lembut.
Nadzar terlaksana, istripun tiada terluka. Itulah indahnya suami istri yang saling menghargai, menghormati tugas masing-masing
Disamping itu, ia juga menyampaikan ajakan kepada seluruh umat muslim di Kabupaten Pekalongan untuk tetap menjaga kerukunan serta waspada terhadap pihak-pihak yang ingin memecah belah umat islam. (MZM/MTb/bd)