081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

KH. Ulil Albab: Jadilah Orang Yang Dicintai Jangan Mencintai

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Pengasuh Ponpes Taqwal Lillah, KH. Ulil Albab berpesan agar kita dapat menjadi orang yang dicintai, bukan orang yang mencintai. Orang yang dicintai hasilnya akan manis sedangkan orang yang mencintai cenderung menjadi egois.

Pesan KH. Ulil Albab itu disampaikan saat menjadi penceramah pada Tarling Walikota Semarang bersama Forkompinda Kota Semarang Tahun 1442 H / 2021 M di Kantor Kemenag Kota Semarang, Kamis (6/5/21).

Dikatakan KH Ulil Albab, termasuk dalam hal ini adalah jangan mencintai surga yang terkadang bisa menjadikan kita egois. Karena yang penting masuk surga, seseorang bisa tidak peduli dengan orang lain bahkan tidak peduli dengan negara sehingga bisa menimbulkan tindakan yang merugikan.

“Karena egois ingin masuk surga sendiri, terkadang menghalalkan tindakan yang merugikan orang lain, bahkan sampai melakukan pengeboman,” jelasnya.

Menurutnya, jika dicintai, maka hasilnya akan manis. Contohnya, menjadi walikota terpilih itu karena dicintai. Jika hanya mencintai, buktinya banyak calon, termasuk calon legislatif yang tidak jadi, karena tidak dicintai.

Dijelaskan KH. Ulil, ada beberapa orang yang masuk kriteria dicintai oleh surga sebagaimana disabdakan Rosululloh Muhammad SAW yakni, orang yang istiqomah membaca Al-Qur’an, meski belum tahu maknanya dan bahkan membacanya pun terbata-bata karena masih belum fasih.

“Orang seperti ini sudah mendapat dua (2) pahala yaitu, pahala membaca Al-Qur’an dan pahala karena kesungguhan / semangat belajar membaca Al-Qur’an,” tuturnya.

Orang yang dicintai surga lainnya adalah orang yang menjaga lisan. Banyak orang tersandung masalah karena tidak bisa menjaga lisan. Dalam konteks kekinian, menjaga lisan ini termasuk menjaga jemari tangan yang tidak hati-hati dalam menulis, berkomentar, dan memposting sesuatu di Medsos.

Sebelumnya, walikota Semarang, Hendrar Prihadi dalam sambutan pengarahannya menegaskan, adanya larangan mudik dari pemerintah, agar ditaati oleh semua pihak kendati rasa rindu sudah tak tertahankan. Jika tetap nekat mudik akan mendapatkan dua konsekwensi yakni, (1) jika ketahuan mudik, padahal aturan sudah jelas maka akan mendapatkan sanksi, dan (2) dihawatirkan menularkan/tertular virus saat mudik.

“Tentu akan merepotkan semua pihak,” tegasnya.

Sementara itu, Kakankemenag Kota Semarang, KH Muhdi dalam sambutannya mengatakan, Tarling yang diselenggarakan pihaknya ini merupakan Tarling putaran terakhir pada Ramadhan tahun ini dan dihadiri walikota Semarang dan seluruh Forkompinda.  (Amhal Kaefahmi/bd)