Mungkid – Anggota Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang, berharap madrasah dan pondok pesantren selain sebagai tempat menempuh pendidikan bagi anak-anak, juga menjadi penjaga nilai-nilai pluralisme. Hal tersebut disampaikannya saat memberikan sambutan pada Kunjungan Kerja Spesifik di MAN 1 Magelang, Jumat (23/11).
Marwan Dasopang, menyampaikan bahwa tantangan berat saat ini adalah efek negatif media sosial yang hadir di kehidupan berbangsa dan bernegara. Berita-berita di media sosial secara nyata telah mempengaruhi secara emosional, membuat pengaruh yang kuat, dan masyarakat tidak menyadarinya. Diperlukan filter yang kuat agar berita-berita yang tidak bisa dipertangungjawabkan agar bisa meminimalisir efek negatifnya.
“Tantangan saat ini kehadiran media sosial sungguh semrawut, dan kita terpengaruh. Apa yang dibagi secara emosional tidak bisa dipertanggungjawabkan tetapi kita terhanyut dalam media social,” kata Dasopang.
“Kita berharap produk dari madrasah maupun pondok pesantren dapat meminimalisir pengaruh-pengaruh efek negatif media sosial,” lanjutnya.
Dasopang menyampaikan contoh pengaruh buruk media sosial terkait dengan bencana Palu disebabkan oleh penetapan sebagai tersangka Gus Nur, karena ceramahnya di YouTube. Menurut Dasopang, kejadian bencana alam murni kehendak dari Allah Swt, tetapi berita yang beredar di media sosial tersebut telah mempengaruhi psikologi masyarakat.
“Agama hendaknya menjadi pilar persatuan. Menjadi tanggung jawab Kemenag agar produk-produk tersebut seharusnya tidak dipercayai,” tegas Dasopang.
Kehadiran Komisi VIII sebagai Panja SBSN di MAN 1 Magelang adalah untuk menjembatani terwujudnya pembangunan boarding school di MAN 1 Magelang sehingga harapan peningkatan mutu pendidikan di di MAN 1 Magelang dapat terwujud. (am/sua)