Launching UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kota Pekalongan – Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas hadir secara langsung didampingi Dirjen Pendis Kemenag Prof Dr H Ali Ramdhani, Rektor UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan Prof Dr. H.Zaenal Mustakim MAg, Ketua Komisi VIII DPR RI, putri Gus Dur Inayah Wulandari Wahid, Kakanwil Kemenag Prov Jateng H Mustain Ahmad SH.,MH serta Kakankemenag Kota, Pekalongan, H. Kasiman Mahmud Desky, M Ag meresmikan atau me-launching UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan (UIN Gus Dur) pada Selasa (27/9/2022).

Acara launching digelar di kampus II UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Rowolaku, Kajen. Peresmian UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Menteri Agama.

IAIN Pekalongan sebelumnya telah resmi bertransformasi menjadi UIN K.H. Abdurrahman Wahid setelah terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2022 pada tanggal 8 Juni 2022. Kemudian, berlanjut pada tanggal 27 Juli 2022, Menag Yaqut Cholil Qoumas resmi melantik Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., sebagai Rektor UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

Pada kesempatan ini, Yaqut Cholil Qoumas juga turut meresmikan tiga gedung UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan yang dibiayai oleh proyek SBSN (Surat Berharga Syariah Negara). Ketiga gedung tersebut adalah gedung Fakutas Syariah (FASYA), gedung Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD), dan gedung Perpustakaan UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan. Peresmian ketiga gedung tersebut ditandai dengan pemotongan pita dan penandatangan prasasti oleh Yaqut Cholil Qoumas.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam pidatonya mengucapkan selamat atas peresmian UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan. Penggunaan nama UIN Gus Dur, papar Yaqut, diharapkan dapat mendorong para mahasiswa dan sivitas akademika UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan untuk meneladani langkah dan perjuangan Gus Dur dalam memperjuangkan humanisme.

“Kata kunci humanis yaitu memanusiakan manusia lainnya, karena itu mari ajarkan kepada mahasiswa sikap kasih sayang dan memuliakan manusia,” jelas Yaqut.

Pada sambutan acara, Rektor UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., mengucapkan selamat datang kepada Menteri Agama dan para tamu undangan di Pekalongan khususnya di UIN Gus Dur.

“Sebuah kebanggaan bagi kami atas hadirnya Gus Menteri beserta Bapak Ibu semuanya di UIN Gus Dur yang baru berusia 3,5 bulan ini,” ungkap Prof Zaenal.

Dengan penyematan nama besar Gus Dur, Prof Zaenal berharap UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan atau UIN Gus Dur dapat berkarya dan berkontribusi baik secara akademik maupun non akademik selayaknya Gus Dur, yang tidak hanya berkontribusi secara lokal namun juga mengglobal.

“Harapannya, semoga UIN Gus Dur dapat mewujudkan cita-cita Gus Dur yakni ikut membangun masyarakat dengan mengacu pada gagasan kemanusiaan Gus Dur,” paparnya.

Di akhir sambutan, Prof Zaenal meminta dukungan dari Menteri Agama untuk kemajuan UIN Gus Dur terutama dalam hal peningkatan sarana prasarana.

“Tentunya dengan berbagai dukungan, UIN Gus Dur siap menjadi masa depan Indonesia dan Indonesia masa depan,” pungkas Prof Zaenal.

Inayah Wulandari Wahid, salah satu putei dari Gus Dur turut hadir dalam acara peresmian dan ikut memberikan sambutan. Dalam sambutannya, ia mengucapkan terima kasih kepada Menteri Agama dan UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan karena telah berkenan menggunakan nama K.H. Abdurrahman Wahid sebagai nama kampus. Ia menyebut, sosok Gus Dur lebih dari sekadar Presiden keempat Republik Indonesia namun lebih kepada sosok penggerak dalam mengusung kebebasan demokrasi dan inklusivitas di Indonesia. (Way/Ant/bd)