Banjarnegara-Etika berkomunikasi yang baik dalam ber-media sosial adalah jangan menggunakan kata kasar, provokatif, porno ataupun SARA; jangan memposting artikel atau status yang bohong; jangan mengcopy paste artikel atau gambar yang mempunyai hak cipta, serta memberikan komentar yang relevan. Hal itu disampaikan secara langsung oleh Waka Kehumasan MTs N 1 Banjarnegara, Linara pada kegiatan MATSAMA (Masa Taaruf Siswa Madrasah) pada Kamis, (20/7/23).
Media sosial adalah sebuah media online, dengan cara penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi. Perkembangan media sosial akhir-akhir ini sangat pesat. Sehingga menjadi topik hangat untuk dibahas karena banyaknya masyarakat yang menggunakan media sosial namun kurang memahami makna medianya itu sendiri.
“Adapun media sosial yang digunakan adalah Instagram. Instagram adalah aplikasi media jejaring sosial yang mampu menghasilkan dan mempublikasikan foto secara instan.” Terang Lina, menurutnya apapun hasil yang dipublikasikan melalui media sosial harus perlu penyaringan. Dan peserta didik harus paham betul, mana yang perlu di publikasi dan yang harus diprivasi.
Pasalnya, media sosial seakan menjadi tempat menumpahkan segala aktivitas yang tidak jarang mengesampingkan beragam etika yang ada. Hal ini dilihat dari penggunaan bahasa non baku dan tidak resmi dalam berkomunikasi.
“Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lainnya. Komunikasi akan lebih efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan.” Lanjut Linara.
Adapun prinsip dalam bermedia sosial, Linara merangkumnya sebagai 4H, yakni Head, Heart, Hand dan HP.
“Melalui Head, kita harus terus mengingat Allah, dengan Heart kita harus bijaksana, dan dengan Hand kita harus berbuat kebaikan serta melalui HP sebagai media untuk melaksanakan 3H. Dengan demikian, harapan dari MTs N 1 Banjarnegara bahwa siswa siswi turut hadir memberikan pengaruh positif ke khalayak publik dengan mempublikasikan hasil kreasi dan prestasi di tengah gempuran revolusi industri,” pungkas Linara. (ran/rf)