Boyolali – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Boyolali, H. Hanif Hanani menegaskan bahwa madrasah adalah pembentuk karakter dasar generasi penerus bangsa, untuk itu madrasah harus menjadi garda terdepan moderasi beragama. Hal ini disampaikan saat menjadi narasumber pada kegiatan Penguatan Moderasi Beragama bagi Kepala Madrasah dan Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) kecamatan Nogosari pada Kamis (23/09) di ruang Aula MIN 3 Boyolali. Kegiatan berlangsung dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
menurut kamus Indonesia, moderasi berarti pengurangan kekerasan dan penghindaran keekstreman. Disinilah pentingnya bahwa madrasah harus menjadi garda terdepan dalam menyebarkan moderasi beragama. Para Kepala Marasah dan Guru harus memiliki pemahaman yang kuat tentang birokrasi beragama serta nilai nilai moderasi beragama.
“Madrasah merupakan salah satu kelompok strategis penguatan moderasi Beragama, madrasah adalah pencetak generasi bangsa,”jelas Hanif.
Dalam RPJMN dan Renstra Kementerian Agama 2020- 2024 salah satu Startegi Penguatan Moderasi Beragama pada sistem Pendidikan adalah penguatan system pendidkan yang berspektif moderasi beragama mencakup pengembangan kurikulum, materi dan proses pengajaran, Pendidikan guru dan tenaga kependidikan, dan rekruitmen guru, demikian hanif mengutip.
“Kepala madrasah dan guru harus memiliki perspektif moderasi beragama dalam pengembangan kurikulum, materi dan proses pengajaran, sehingga lahir siswa/i dan peserta didik yang moderat, “ lanjut Hanif.
Hadir dalam kesempatan ini 30 orang kepala MI dan perwakilan guru di wilayah kecamatan Nogosari Boyolali. Mereka dihadirkan dalam rangka penguatan moderasi beragama, dengan harapan setelah kegiatan ini, para kepala MI dan para guru telah memiliki perspektif moderasi beragama sebagai bahan dalam proses pengajaran kepada siswa siswi di madrasahnya, jelas Sri Hatmoko Kepala MIN 3 boyolali yang juga selaku ketua penyelenggara. (Zoelva/Jaim)