Menangkap Pesan Indonesia Cinta Damai Bhikkhu Thudong

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kota Mungkid – Ada pesan menarik yang ditangkap dari momentum perayaan Waisak tahun 2023, yakni singgahnya rombongan Bhikkhu Thudong ke Kantor Kemenag Kab. Magelang sebelum melanjutkan ke Candi Borobudur, Rabu, 31/05/2023 lalu.

Pesan terkait toleransi, cinta damai, dan persatuan dalam keberagaman betul-betul dapat dirasakan dalam even tersebut. Moderasi Beragama, yang selama ini terus digaungkan oleh Kementerian Agama terimplementasikan dengan baik.

Dalam kesempatan ramah tamah Bhikku Thudong dengan Forum Kerukunan Umat Beragama, tokoh agama, organisasi massa, dan Keluarga Besar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang di Ruang Rapat PLHUT,  Kepala Kantor Kemenag Kab. Magelang, Muhammad Miftah menyampaikan pesan “Indonesia Cinta Damai dan Tidak Intoleran”.

“Kepada para Bhikku Thudong, inilah Indonesia. Kita menunjukkan betapa toleransinya, tidak mengenal batas suku, ras, dan agama karena Indonesia dibalut dengan NKRI, di bawah panji-panji Pancasila. Di Indonesia antara suku, agama dam ras tidak ada sekat yang memisahkan,” kata Muhammad Miftah.

Miftah berharap melalui para Bhikkhu, masyarakat Thailand dapat menangkap pesan atas sambutan hangat dan tulus dari berbagai elemen warga masyarakat yang berbeda agama, suku, dan ras kepada para Bikkhu. Hal ini menunjukkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan dasar negara Pancasila sangat menjunjung tinggi toleransi.

“Kami minta kepada para Thudong, untuk menyampaikan kepada negara Thailand, inilah toleransi yang kita bangun.  Ada berita bahwa Indonesia adalah negara yang intoleran. Itu tidak benar,” lanjut Miftah.

PIC Ritual Thudong para Bikkhu, Pramu Dyas, menyampaikan Thudong artinya “jalan kaki“ tetapi bagi para Bikkhu adalah sebuah kegiatan ritual yang sangat tinggi nilainya apalagi sampai melintasi lintas negara. Melalui Tudhong, para Bhikku telah menjawab keraguan internasional atas Indonesia yang sering dikabarkan “intoleran”.

“Saya ingin mengabarkan kepada dunia, bahwa Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia yang pluralis, masyarakatnya betul-betul toleransi. Ini bukan wacana, tetapi ini adalah realita sepanjang Pantura jutaan masyarakat menyambut para Thudong,” kata Pramu Dyas.

Setelah berdoa, kemudian para Bikkhu kembali melanjutkan perjalanannya ke Candi Borobudur. Meskipun sebentar, sambutan antuasias berbagai pihak kepada para Bhikku Thudong di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang adalah implementasi dari Moderasi Beragama yang selama ini terus digaungkan oleh Kementerian Agama.

Sebagaimana diungkap Pramu Dyas, pluralisme masyarakat Indonesia dengan Bhinneka Tunggal Ika adalah “Indonesia yang penuh toleransi”, pencerminan nilai-nilai Pancasila dalam realita yang sesungguhnya sebagai Pemersatu Bangsa. Kepada semua anak bangsa, mari kita rawat dan jaga Pancasila, warisan para founding father negara ini sebagai pemersatu bangsa. Saat ini, esuk hari, dan selamanya!(m45k/Sua)