Semarang (Humas) – Pemerintah menetapkan tanggal 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila sekaligus sebagai Hari Libur Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016, penetapan tersebut bertujuan agar kita tidak kehilangan sejarah. Dengan mengenal sejarah Pancasila, kita semakin tahu jati diri sebagai bangsa.
“Kita berhasil menguasai saham mayoritas Feeeport. Ekspor nikel mentah berhasil kita stop, kita juga berhasil menyetop ekspor bauksit, sebentar lagi menyusul lembaga dan timah. Efeknya, sejak tahun 2020 negara kita selalu mengalami surplus perdagangan di atas USD 20 miliar. Bahkan tahun 2022 kemarin, Indonesia berhasil mencetak sejarah surplus terbesar karena tembus USD 54,46 miliar. Itulah optimisme pembangunan yang lahir setelah kita mengenal dan menghargai sejarah,” tutur Kakanwil Kemenag Prov. Jateng Musta’in Ahmad, yang bertindak sebagai Inspektur Upacara menyampaikan sambutan Gubernur Jawa Tengah.
Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila diikuti oleh seluruh ASN di Lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jateng pada Kamis (01/6).
Lebih Lanjut, ia menyampaikan agar kita semua patut berbangga ketika desa–desa di Jawa Tengah khususnya desa wisata mulai menggali sejarah masing–masing. Karena dari situ akan lahir sebuah narasi yang memperkuat mental sekaligus optimisme warga. Setelah optimisme warga terbangun, semua akan bergerak secara optimal untuk meraih kemakmuran.
Seperti itulah rancangan pembangunan yang di cita-citakan founding fathers Republik ini. Agar kita semua saling bahu membahu, saling memeras keringat bersama–sama antara yang tua dengan muda, antara yang kaya dengan yang tidak punya, antara pemerintah pusat sampai desa.
Pembangunan lewat jalan persatuan. Tidak memandang suku, ras, agama maupun golongan. Karena siapapun di bawah kibaran Bendera Merah Putih, memiliki hak dan tanggungjawab yang sama yakni menjaga dan mengamalkan Pancasila. (D/Rf)