Menyemai Moderasi dalam Keluarga Katolik yang Sejahtera Bahagia

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kota Mungkid – Sebanyak 30 orang utusan dari Paroki di Kabupaten Magelang mengikuti kegiatan Pembinaan dan Bimbingan Keluarga Katolik di Gedung Pelayanan Pastoral Kedu, Rabu, 17/05/2023.

Penyelenggara Katolik, Martinus Boini, mengharapkan Pembinaan Keluarga Katolik dapat membekali para peserta sehingga dapat menambah wawasan dalam melakukan bimbingan pada gereja masing-masing.

“Supaya para peserta memiliki tambahan wawasan yang berguna untuk dalam mewujudkan keluarga sejahtera dan dapat melakukan bimbingan keluarga bahagia di wilayah gereja masing-masing,” kata Boini.

Boini menekankan pentingnya peran keluarga sebagai tangga pertama dalam menanamkan pengetahuan dan iman sehingga dapat mewujudkan keluarga yang sejahtera.

“Selain itu memberikan wawasan tentang bagaimana menjadikan keluarga yang bahagia dan sejahtera, memberikan pengetahuan bagaimana mengelola keluarga yang baik, karena Keluarga sebagai pendidik yang utama dan pertama dalam hal pengetahuan umum maupun dalam hal iman, agar keluarga yang bahagia dan sejahtera dapat terwujud,” lanjut Boini.

Menurut Boini, keluarga juga akar dimana moderasi disemai. Melalui keluarga yang sejahtera, sangat dimungkinkan penanaman nilai-nilai religius terhadap anak dapat dilaksanakan. Hubungan yang baik antara anak dan orang tua dapat tercipta melalui hal-hal kecil yang dilakukan setiap hari seperti rasa empati, sikap mau mendengarkan, dan berkomunikasi dengan baik yang dapat menumbuhkan sikap-sikap moderat dalam kehidupannya.

“Untuk itu, orang tua harus mampu menumbuhkan nilai-nilai toleransi beragama terhadap anak mulai dari hal-hal kecil, seperti rasa empati, sikap mau mendengarkan, berkomunikasi secara efektif, dan lain-lain. Orang tua jangan beranggapan bahwa anak yang kritis berarti sama dengan anak yang sulit dikontrol dan cenderung memberontak,” pesan Boini.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Kantor Kemenag Kab. Magelang, Muhammad Miftah. Dalam arahannya, Miftah menekankan pentingnya cinta kasih keluarga dalam perannya mewujudkan negara yang kuat dan maju.

“Negara tidak akan kuat, tidak akan  maju bahkan negara kita tidak akan mempunyai kekuatan apapun tanpa adanya kebersamaan, kasih sayang dan cinta, maka cinta akan selalu dipupuk, cinta terhadap sesama, cinta terhadap keluarga, bagaimana cinta seorang istri kepada suami, cinta seorang suami kepada istri, cinta orang tua terhadap anak, cinta anak terhadap orang tua harus senantiasa dipupuk, dirangkai dalam iman yang sama, sebab cinta tanpa ada rangkaian yang kuat akan tercerai berai, walaupun hidup ini banyak rintangan dan cobaan,” pesan Miftah.

Sebagaimana disampaikan Leonardus MT Kusuma, MSF, narasumber kegiatan, Keluarga kudus Nasaret menjadi teladan Kristiani dimana keluarga selalu bersatu, menyadari kehadiran Tuhan dan kepala keluarga memiliki tanggung jawab untuk mencari nafkah. Melindungi keluarganya dari bahaya. Keluarga Kudus Yesus, Maria dan Yosep sebagai teladan Keluarga Bahagia, dimana dalam keluarga ada kebersamaan, menyadari kehadiran Tuhan sebagai basis hidup iman. Tidak saja keluarganya menjadi sejahtera dan bahagia, tetapi juga terbentuk perilaku umat Katolik yang moderat, rukun dan damai hidup bersama dalam bingkai persatuan dan kesatuan.(m45k/Sua).