081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Whistle Blower

“Merajut Kebhinekaan, Merangkai Perdamaian”, Sarasehan Kampung Moderasi Beragama di Kelurahan Kratonan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kota Surakarta (Humas) – Sarasehan Kampung Moderasi Beragama (KMB) kembali digelar di kota Surakarta. Kali ini, di Kelurahan Kratonan, Kecamatan Serengan, menjadi lokasi yang ditentukan untuk menggelar Sarasehan KMB yang bertemakan “Merajut Kebhinekaan, Merangkai Perdamaian” pada Selasa malam (27/08/2024), bertempat di Pendhopo Kantor Kelurahan Kratonan.

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yakni KH. M. Mashuri, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Surakarta, dan Achmad Arifin, Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (PAKIS) Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Surakarta.

Hadir dalam acara pembukaan adalah Basir, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Serengan sekaligus Ketua Kelompok Kerja (Pokja) KMB, Maretha Dinar Cahyono selaku Camat Serengan, Pertiwi selaku Lurah Kratonan, serta Widodo, selaku perwakilan BABINSA Kratonan.

Basir dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama Kelurahan Kratonan yang telah bersedia menyediakan tempat untuk dilangsungkannya kegiatan sarasehan tersebut.

“Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung, terutama Kelurahan Kratonan yang menyediakan tempat bagi 50 peserta yang terdiri dari tokoh masyarakat, anggota Pokja, perangkat desa, dan masyarakat umum,” ujar Basir.

Sarasehan ini merupakan salah satu dari dua rangkaian kegiatan KMB, yang nantinya akan dilanjutkan dengan Jalan Sehat Kerukunan Umat Beragama pada 6 September 2024, bertepatan dengan perayaan Hari Olahraga Nasional (HAORNAS). Program KMB ini merupakan salah satu upaya Kementerian Agama untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya moderasi beragama sebagai fondasi dalam merajut kebersamaan di tengah keberagaman.

Dalam sambutan berikutnya, Maretha Dinar Cahyono menyampaikan apresiasi terhadap program KMB yang dinilai tepat dan relevan dalam mempererat kerukunan antar umat beragama. Menurutnya, kedua narasumber yang hadir memiliki kapasitas dan kredibilitas yang mumpuni dalam menyampaikan materi tentang peran umat beragama di masyarakat.

“Kehadiran KH. M. Mashuri dan Achmad Arifin memberikan perspektif yang sangat dibutuhkan untuk menjaga dan memperkuat kerukunan di tengah masyarakat kita,” jelas Dinar.

Narasumber pertama, KH. M. Mashuri, menyampaikan materi bertajuk “Merawat Kebhinekaan Berbasis Keragaman Agama dan Kepercayaan”. Dalam paparannya, ia menyoroti pentingnya implementasi ajaran agama secara kaffah dan menyeluruh, serta penguatan perekonomian masyarakat sebagai langkah mengurangi potensi konflik dan intoleransi.

Menurutnya, konflik sering kali muncul karena ketimpangan sosial dan pemahaman agama yang tidak komprehensif. Oleh karena itu, penguatan ekonomi dan pendidikan agama yang inklusif menjadi solusi utama.

“Konflik agama atau tindakan intoleran bisa terjadi karena dua faktor, yaitu agama yang tidak dijalankan dengan kafah dan lemahnya perekonomian sehingga kesejahteraan masyarakat rendah dan tidak terpenuhi,” ungkapnya.

KH. M. Mashuri juga menekankan perlunya komunikasi edukatif yang mendorong kemandirian dan partisipasi aktif dari masyarakat dalam menjaga harmoni. Ia mencontohkan bagaimana masyarakat di Bali secara kolektif melawan tindakan intoleransi sebagai musuh bersama.

“Kita perlu belajar dari sikap kolektif seperti ini; menjaga kerukunan bukan hanya tugas individu, tetapi tanggung jawab seluruh masyarakat,” imbuhnya.

Materi kedua disampaikan oleh Achmad Arifin, yang mengulas tentang “Pentingnya Moderasi Beragama”. Senada dengan KH. M. Mashuri, Arifin (sapaan akrabnya) menekankan bahwa kegiatan ini bukanlah sekadar acara seremonial, tetapi lebih sebagai refleksi bersama untuk terus menjaga kerukunan.

“Tentu bukan nguyahi segoro atau menjadi guru, nggih, Bapak/ Ibu. Tetapi hanya sebagai pengingat untuk kita semua,” jelas Arifin.

Arifin menegaskan bahwa program moderasi beragama yang diusung Kementerian Agama adalah langkah strategis dalam memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan mengedepankan toleransi, sikap moderat, dan penghormatan terhadap keberagaman, diharapkan terwujud masyarakat yang rukun, damai, dan sejahtera.

 “Kami di Kementerian Agama berkomitmen untuk terus mendukung program-program yang memperkuat kerukunan dan toleransi antar umat beragama, sebagai wujud nyata pelayanan keagamaan di Indonesia,” tutup Arifin.

Kegiatan sarasehan ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat kerjasama lintas sektoral dalam mempromosikan moderasi beragama. Program ini juga menggarisbawahi peran strategis Kementerian Agama dalam mendorong inisiatif yang mengedepankan harmoni di tengah keberagaman, menjadikan kebhinekaan sebagai kekuatan utama dalam merajut perdamaian di Kota Surakarta. (rmd/bel)

Skip to content