Banjarnegara – Pelatihan pembimbing tahfidz MI Muhammadiyah Masaran dilaksanakan pada hari Selasa (1/3) memfokuskan pada materi metode Talqin. Kegiatan diikuti oleh selurus siswa dan guru di mushola Madrasah. Dibimbing langsung oleh ustaz Ari Abu Mukhtar. Pembimbing membuka materi dengan menyatakan bahwa peran seorang guru dalam pembimbingan tahfidz sangat penting, “Ilmu yang diambil tanpa guru, maka gurunya adalah setan maka pelatihan tahfidz tidak hanya dilakukan oleh siswa tetapi seluruh guru juga,” jelasnya
Metode menghafal Al Qur’an secara tradisional dibedakan menjadi 3 yaitu; Talqin, Talaqqi, dan Mu’aradhah. Adapun metode jenis ini yang paling sesuai untuk diterapkan di madrasah adalah talqin. Metode talqin adalah pengajaran hafalan yang dilakukan oleh guru dengan membaca satu ayat, lalu ditirukan oleh siswa secara berulang-ulang hingga menancap di hatinya. “Menghafal itu tidak memandang usia seseorang, justru dengan menghafal Al Quran, kita telah mengaktifkan sel-sel dalam otak kita,” imbuhnya.
Metode ini cocok untuk semua usia. Bahkan cocok pula bagi orang yang ingin hafal, tapi belum lancar dalam membaca Al-Qur’an. Betapa banyak orang yang berhasil hafal Al-Qur’an meskipun belum bisa membaca Al-Qur’an. Misalnya dari kalangan mereka yang memiliki gangguan atau keterbatasan penglihatan, atau anak kecil yang memang belum bisa membaca tulisan maupun kaum lansia yang tidak pernah belajar baca tulis.
Metode Talqin ini tepat digunakan untuk meningkatkan baca Al-Quran peserta didik yang masih rendah terhadap bacaannya, baik makhraj dan tajwidnya. Kemudian metode ini juga memudahkan peserta didik dalam memahami setiap bacaan Al-Qur’an. “Adanya pelatihan metode talqin siswa bisa menerapkan metode ini saat di madrasah maupun di rumah,” pungkas Sarmanto kepala MI Muhammadiyah Masaran. (ak/rf)
.