Kota Pekalongan – Terlepas dari perbedaan jenis kelamin, suku, bangsa, status ekonomi, pendidikan, bahasa, bahkan perbedaan agama bisa menggunakan Medsos seperti Facebook , Instagram, WhatsApp , dan lainnya.
Fakta terjadi di Medsos munculnya sikap merasa paling benar dan menjustis pendapat orang lain salah. Ketidaksiapan menerima perbedaan ini melahirkan sikap pembid’ahan dan pengkafiran terhadap pihak lain. Ketegangan ini justru dipertontonkan oleh kalangan yang sudah berlabel tokoh.
Ketua FKUB Kota Pekalongan mengharap agar Generasi Muda Lintas Agama mampu berkontribusi mengalirkan sikap moderasi beragama di dunia maya.
Hal ini diungkapkan pada kesempatan Dialog Moderasi Beragama dengan kalangan muda lintas agama pada Sabtu, 6 Agustus 2022 di Aula TP PKK Kota Pekalongan Pada kesempatan yang sama Dr. Arief Chasanul Muna, MA dosen UIN KH. Abdurahman Wahid mendorong agar kawula menghindari perdebatan face to face di Medsos. Lebih efektif jika ketidaksetujuan pada sebuah pendapat maka membuat opini mandiri yang berkonten meluruskan pendapat. Misalnya ketika ada orang mengunggah sikap antitoleransi maka kalangan muda bisa membuat status yang menggambar seorang suster Katolik menggandeng muslimah berjilbab melintasi zebra cross bersama. Dialog ini mendapat apresiasi dari kalangan muda NU, Muhammadiyah, Rifaiyah, LDII, Al-Irsyad, Hindu, Konghucu, Katolik, Budha, dan Kristen Protestan. ( Mrzq/Qy/bd )