081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

Search
Close this search box.

Moderasi Beragama Harus Diperkuat

Wonosobo – Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang dikenal religius. Itu karena tidak ada satu pun sisi kehidupan yang tidak diwarnai dengan nilai-nilai agama. Namun sebagian dari elemen bangsa Indonesia dalam mengamalkan nilai keagamaannya melalui cara-cara yang berlebihan. Oleh karena itu, semangat moderasi beragama harus terus diperkuat.

Hal tersebut ditegaskan oleh penyuluh fungsional Kantor Kemenag Wonosobo, Mustofa  dalam acara sosialisasi moderasi beragama di Kecamatan Kalibawang, Wonosobo, Senin (02/04). Kegiatan tersebut merupakan rencana tindak lanjut (RTL) diklat substantif moderasi beragama bagi penyuluh yang dilaksanakan di BDK Semarang pada Senin-Sabtu (18 – 23/03) lalu.

Hadir dalam acara tersebut, Penyuluh Fungsional Kabupaten Wonosobo yang juga selaku Kepala KUA Kecamatan Kalibawang, Agus Yuwiyantoro, Tim dari Balai Diklat Keagamaan Semarang sebanyak 3 orang, untuk memantau langsung RTL Diklat serta 100 orang yang terdiri dari Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Masyarakat setempat.

“Moderasi beragama adalah cara kita menterjemahkan nilai-nilai beragama dan cara mengamalkan nilai keagamaan itu dalam bentuk yang moderat, yang seimbang, tidak berlebih-lebihan,” ungkapnya.

Menurutnya, moderasi beragama tidak hanya menjadi landasan dalam beragama, namun juga mewujudkan pada pengamalan nilai agama itu dalam keseharian. Cara menterjemahkan nilai-nilai beragama dan cara mengamalkan nilai keagamaan yang moderat menjadi prasyarat agar religiusitas bangsa Indonesia bisa membawa perdamaian.

“Kehidupan keagamaan di Indonesia terus berkembang dinamis. Hal itu berimplikasi pada munculnya kerawanan terhadap perbedaan penafsiran agama atau perbedaan agama, serta kontestasi, rivalitas dan konflik yang berbau agama. Agar itu bisa diminimalisir, maka moderasi agama harus terus kita serukan, yakni bagaimana kehidupan beragama kita pada titik yang moderat, di tengah-tengah,” jelasnya.

Mustofa menggaris bawahi, bahwa perbedaan merupakan sunnatullah, maka dengan wawasan yang moderat dalam implementasi beragama akan menjadikan kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk ini menjadi satu bentuk kehidupan yang harmonis. Dengan begitu, misi Islam yang rahmatan lilalamin Islam Washatiyah yang selalu menjadi Rahmat seluruh alam akan tercapai.

“Kepada Balai Diklat yang menyaksikan RTL materi Diklat saya ucapkan terima kasih atas kedatangannya. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada masyarakat. Harapannya, semoga acara ini menjadi satu momen bentuk beragama yang moderat di tengah keberagaman agama dan budaya,” pungkasnya. (PS-WS/Wul

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Skip to content