Moderasi Beragama Harus Ditanamkan Sejak Dini

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang — Moderasi beragama hendaknya ditanamkan kepada siswa sejak dini. Hal ini ditandaskan oleh Kyai muda asal kota Jombang Jawa Timur, Ustadz H. Arif Syarifuddin Huda yang mengisi tausiyah dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW serte Perpisahan Mahasiswa PPL PGMI STAI AL Anwar Sarang, Selasa (11/10/2022).

Gus Arif memberikan penjelasan ini kepada seluruh peserta didik. Beliau berpendapat, nilai-nilai budaya dan adat di Jawa yang sebenarnya telah dimodifikasi sedemikian rupa oleh para wali songo agar sesuai dengan nilai-nilai Islami. Dengan memahami asal-usul budaya dan adat diharapkan wali murid maupun peserta didik di MIN 1 Rembang menjadi lebih menghargai budaya bangsanya dan tidak selalu dibenturkan dengan syariat Islam.

“Para wali songo sudah berusaha sekuat tenaga tidak membenturkan budaya dengan syariat. Budaya-budaya jawa yang adi luhung diberi unsur-unsur akulturasi nilai Islam, sehingga tidak perlu lagi kita mempertentangkan dengan syariat,” ujar kyai muda asal Jombang tersebut.

Gus Arif, menurut Kepala MIN 1 Rembang, Ahmad Fahimi, adalah sosok kyai muda asal desa Samelo, Perak, Jombang. Beliau saat ini memimpin Jam’iyah Al Mustofa yang memiliki ratusan jamaah. Beliau juga seorang pakar budaya yang menulis buku tentang Sejarah Keris Nusantara yang sudah diakui oleh Unesco.

“Kebetulan beliau teman seangkatan saya satu pondok ketika masih kuliah di Fakultas Sastra Inggris Unipdu Jombang. Sama-sama tinggal di pondok pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang. Selain menulis buku, beliau juga contributor tetap pengisi artikel-artikel yang berkaitan dengan budaya di bebarapa koran dan majalah nasional. Istri beliau Hj. Ainun Jariyah adalah pakar Tibbun Nawabi yang membuka praktek pengobatan ala sunnah di rumah beliau di Jombang. Puluhan pasien dari berbagai dearah antri tiap harinya di rumahnya. Setiap Ahad Kliwon juga diadakan kegiatan Ruqyah Massal Gratis di rumah beliau yang dibatasi hanya 150 peserta mengingat keterbatasan tempat,” jelas Fahimi. —nis/iq/bd