081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Moderasi dan Toleransi Beragama Menjadi Isu Utama Raker Pokjaluh Se-eks Karesidenan Semarang

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Demak – Penyuluh Agama se-Eks Karesidenan Semarang adakan Rapat Kerja. Kegiatan ini dilaksanakan Rabu, (31/8) di Caffe and Resto NN Mranggen Demak.

Dalam sambutannya Ketua Pokjaluh Kabupaten Demak, Ali Mustofa mengatakan, seluruh Penyuluh Agama sangat membutuhkan arahan dan bimbingan dari Kanwil Kemenag Propinsi Jawa Tengah. Rapat Kerja merupakan momentum yang tepat sebagai wadah untuk silaturahmi sekaligus mendapatkan asupan gizi dalam bentuk arahan dan pembinaan untuk para penyuluh se-Eks Karesidenan Semarang.

Dia mengatakan bahwa pada tahun ini begitu banyak agenda dari Kementerian Agama untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat. Penyuluh sebagai garda depan Kementerian Agama harus mampu menjadi agen perubahan dalam agenda tersebut.

“Dengan Rapat Kerja ini kami sangat berharap kepada Kabis Penaiszawa Kanwil Kemenag Propinsi Jawa Tengah untuk memberikan arahan agar kami, para penyuluh tidak salah arah dalam menjalankan misi Kementerian Agama,” lanjut Mustofa.

Sementara itu, Muhtadi, Kepala Kantor Kementerian Agama dalam sambutannya mengatakan bahwa kinerja penyuluh makin hari makin berat. Penyuluh dituntut untuk melek teknologi karen kinerja-kinerja penyuluh tidak akan lepas dengan segala hal yang terkait dengan teknologi yang makin hari makin gegap-gempita.

“Begitu banyak agenda Kementerian Agama yang harus diselesaikan, diantaranya Revitalisasi KUA, moderasi beragama, transformasi digital, indeks keberagamaan dan masih banyak lagi. Semua ini tidak akan bisa lepas dari peran penyuluh sebagai bagian dari Kementerian Agama,” tutur Muhtadi.

Dalam kesempatan itu, Kabid penaiszawa, Afif Mundzir sebagai pembicara dalam Rapat Kerja tersebut memberikan materi tentang peran penyuluh dalam penguatan moderasi beragama di tahun toleransi 2022. Dia mengakui bahwa penyuluh cukup masif dalam melakukan kinerjanya di tengah masyarakat.

Sayangnya narasi kegiatan penyuluh masih sangat minim. Masih sangat kecil peran penyuluh di tingkat publikasi. Media yang mengekspos kerja-kerja penyuluh masih dapat dihitung jari. Maka para penyuluh harus sadar literasi.

“Saya berharap peran penyuluh dalam kerja-kerja yang real dan publikasi harus seimbang. Harus ada kesadaran untuk kita semua melek literasi. Ini adalah tuntutan bagi penyuluh dalam menyikapi peradaban saat ini,” lanjutnya.

Kegiatan Rapat Kerja ini sebagi wadah silaturahmi bagi para penyuluh se-Eks Karesidenan Semarang bersama Kanwil Kemenag Propinsi Jawa Tengah. Acara ini dihadiri oleh Kakankemenag Kabupaten Demak, para Kasi Bimas Islam se-Eks Karesidenan Semarang, Kepala KUA Mranggen dan seluruh Penyuluh Agama se-Eks Karesidenan Semarang.(fiq/Sua)