Kota Pekalongan – Rabu (10/8/2022). Untuk meningkatkan kualitas akhlak siswa, MTs In Banyurip Ageng Kota Pekalongan menerapkan kewajiban bagi siswa dan siswinya untuk memakai sarung, seperti santri dalam pondok pesantren.
Kepala MTs In setempat, Kyai Masrur Kaukab S.Pdi mengatakan, dengan memakai sarung diharapkan dapat menginspirasi siswa maupun siswi MTs In untuk meniru akhlaknya santri di Ponpes. Mengingat filosofi sarung sebagai ‘sarune dikurung’. Artinya, sarung merupakan instruksi kehidupan, agar manusia mengedepankan rasa malu, tidak sombong, tidak arogan, apalagi sembrono.
“Saling menghormati diutamakan, yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda. Karena manusia mempunyai lima dimensi yang harus dikendalikan yaitu : pikiran (akal), perasaan (hati), ucapan, tindakan, dan hawa nafsu. Dan ‘sarung (sarune dikurung)’ mempunyai makna agar manusia mampu mengendalikan hawa nafsunya,” terang Kyai Masrur.
Lebih jauh lagi Kyai Masrur menjelaskan Sarung menjadi salah satu pakaian kehormatan untuk menunjukkan nilai kesopanan yang tinggi di masyarakat. Makanya, sarung sering dipakai untuk shalat di masjid. Biasanya laki-laki mengenakan atasan baju koko, sedangkan bawahannya menggunakan sarung. Sedangkan, wanita memakai atasan mukena, sedangkan bawahannya menggunakan sarung.
Dalam pantauannya, sambung Masrur, belum ada sekolah di Kota Pekalongan yang menerapkan kewajiban siswanya memakai sarung.
“Karena itu , insya Allah, MTS In yang pertama,” Jelas Kyai Masrur. (rdr/Qy/bd)