081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

MUI Dorong Jiwa Enterpreneur Sejak Dini

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Rembang mengimbau kepada pelajar  untuk memiliki jiwa enterpreneur. Hal ini sebagai langkah untuk menghadapi masa depan dan tantangan dunia global yang kian terbuka.

Demikian mengemuka dalam sekolah enterpreneur bagi pelajar SMA/SMK yang digelar oleh MUI Kabupaten Rembang, Rabu (14/12) di aula BMT BUS, Lasem, Rembang. Acara ini diikuti oleh sekitar 200 pelajar tingkat menengah ke atas dan menghadirkan narasumber praktisi ekonomi owner BMT BUS Abdullah Yazid, dan Arif Agung Cholili.

Kepada peserta, Yazid menekankan kepada pelajar untuk membangun turut pondasi perekonomian bangsa sejak dini. “Kesuksesan umat Islam itu salah satunya sukses di bidang ekonomi. Kita harus buktikan bahwa kita mampu memberikan kontribusi pembangunan bangsa di bidang ekonomi. Seorang muslim yang masih muda harus sudah mulai memiliki kapasitas intelektual dan kemampuan berekonomi yang tinggi,” kata Yazid.

Sementara Cholili memaparkan banyak pengalaman orang-orang yang sudah sukses pada usia yang masih muda. “Kita tau nama Tere Liye. Dia itu sukses karena telah menulis banyak buku, sehingga banyak royalti yang ia dapatkan. Juga ada seorang pelajar lokal yang sudah memiliki usaha rumahan dan beromset jutaan per bulan. Ada pula pelajar yang sukses dalam usaha pembuatan konfeksi, dan lain sebagainya. Ini harus kita tiru,” kata Cholili.

Pembinaan Da’i Muda

Terpisah, MUI Kabupaten Rembang juga menggelar kegiatan Pembinaan Kader Da’i Muda di madrasah Mu’allimin Mu’allimat Rembang, Rabu (14/12). Pembinaan ini menghadirkan narasumber Ketua MUI Kabupaten Rembang, Munib Muslich, KH Junaidi Ibrahim, dan Ny. Hj. Hidayatun.

Munib mengatakan, seorang mubaligh memiliki tanggung jawab secara moral kepada masyarakat. “Seorang mubaligh harus mampu menunjukkan jalan menuju kemaslahatan ummat,” kata Munib.

Junaidi mengatakan, seorang da’i harus memiliki strategi khusus dalam membaca kondisi masyarakat. “Kita harus melakukan penelitian terlebih dahulu tentang potensi yang dimiliki masyarakat, baik SDM maupun SDA nya,” terang Junaidi.

Dalam berdakwah, harus pula dilakukan perencanaan, yaitu mencakup planning, organizing, actuating, dan evaluating. “Ini seperti yang dilakukan Rasullah Saw, yaitu melakukan perencanaan, membagi tugas kepada orang sesuai dengan kompetensinya, menggerakkan orang secara bersama-sama untuk mencapai tujuan, dan memberikan evaluasi apakah yang diberi tugas dapat menjalankannya dengan baik atau tidak,” terang Junaidi.— (ss/gt)