Semarang, Dugderan merupakan ritual budaya dari warga Kota Semarang dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan. Acara diawali dengan pelaksanaan Upacara Dugder di halaman Balaikota Semarang, dilanjutkan dengan pengumuman Suhuf Halaqoh di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Ritual budaya Dugderan 2022 dilaksanakan pada Kamis, (31/3/2022).
Mukhlis Abdillah Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Semarang, hadiri acara Dugderan yang digelar di MAJT, dengan mengenakan beskap hitam, berjarik dan berblangkon Semarangan.
Nampak Mukhlis Abdillah duduk berdampingan dengan Walikota Semarang.
Hendrar Prihadi selaku Walikota Semarang hadir didampingi Wakil Wali Kota Semarang. Dengan mengenakan beskap ala Semarangan berwarna merah menyala. Walikota Semarang bertindak sebagai Kanjeng Raden Mas Tumenggung Arya Purbaningrat.
Bahasa pengantar dalam acara Dugderan menggunakan bahasa jawa “kromo inggil”.
Pada dugderan 2022, tidak diadakan arak-arakan, hal ini mengingat masih dalam masa pandemi.
Disampaikan oleh pembawa acara bahwa Dugderan merupakan kegiatan pelestarian budaya yang merupakan kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kota Semarang.
Acara Dugderan di MAJT diawali dengan penyerahan Suhuf Halaqoh dari Kanjeng Raden Mas Tumenggung Arya Purbaningrat (Walikota Semarang) kepada Raden Mas Tumenggung Prawiro Projo (Sekretaris Daerah Jawa Tengah), dilanjutkan dengan sambutan oleh Kanjeng Raden Mas Tumenggung Prawiro Projo (Sekretaris Daerah Jawa Tengah), Sumarno yang menitipkan pesan agar Walikota Semarang beserta jajarannya menerapkan protokol kesahatan dalam berbagai kegiatan, guna mencegah penyebaran Covid-19.
Kegiatan dihadiri pula oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompida) Provinsi Jawa Tengah, tokoh agama dan tokoh masyarakat Islam Kota Semarang.
Puncak dari acara Dugderan di MAJT adalah pembacaan Suhuf Halaqoh oleh Kanjeng Raden Mas Tumenggung Prawiro Projo, yaitu pengumuman kepada seluruh warga Jawa Tengah yang berisikan berita suka cita karena akan memasuki bulan Ramadhan.
Setelah pembacaan Suhuf Halaqoh dilanjutkan dengan pemukulan bedug oleh Kanjeng Raden Mas Tumenggung Prawiro Projo yang disertai suara meriam sebagai penanda akan memasuki bulan Ramadhan.
Acara Dugderan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Syamsuri selaku Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Doa dipimpin oleh Syamsuri dengan menggunakan bahasa jawa.(NBA/bd)