Karanganyar – Anak madrasah tidak boleh cengeng. Hambatan dan kesulitan itu biasa. Hadapi dengan penuh keyakinan dan ikhtiar sekuat-kuatnya serta doa yang sejernih-jernihnya untuk kita bisa mendapatkan jalan keluar terbaik. Tidak ada kata putus asa bagi anak-anak madrasah.
Demikian disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar, Musta’in Ahmad saat memberikan sambutan dalam kegiatan Akhirussanah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2017/2018 di Gedung Wanita, Senin (14/05).
Selepas mengucapkan selamat, Kepala Kemenag meminta Anak Madrasah untuk tampil menjadi generasi muda yang lengkap di tengah-tengah masyarakat. Kokoh aqidahnya, santun sikapnya dan gigih perjuangannya.
“Saya minta kalian tampil untuk menjadi generasi muda Karanganyar, menjadi generasi muda Indonesia dan menjadi generasi muda muslim yang kokoh menjalankan aqidah, yang santun di dalam berakhlakul karimah, serta yang gigih menghadapi kesulitan problematika hidup.” tandasnya.
Tahun pelajaran 2017/2018 ini MAN 1 Karanganyar meluluskan 470 siswa yang terdiri dari 179 siswa laki-laki dan 291 siswa perempuan. Dari jumlah siswa tersebut, ada 97 siswa yang sudah diterima pada perguruan tinggi, baik yang melalui jalur seleksi SNMPTN maupun SPAN PTKIN.
Kepala Kemenag juga menghimbau kepada para orang tua untuk memvasilitasi putra-putrinya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Menurutnya dalam globalisasi seperti sekarang ini, dunia formal tetap dibutuhkan.
Kegiatan yang diikuti oleh seluruh orang tua siswa kelas XII MAN Karanganyar ini dihadiri juga oleh Perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Perdagangan, Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Kasubbag TU, Kepala KUA Karanganyar, Danramil, Kapolsek, Kepala MAN, serta tenaga pendidik dan kependidikan MAN 1 Karanganyar.
Terkait dengan kondisi kekinian yang terjadi di Indonesia, Terorisme, Kepala Kemenag mengajak seluruh hadirin untuk melaksanakan agama atau beragama yang moderat, tidak ekstrim ke kiri maupun ke kanan sehingga menyebabkan radikalis dan liberalis.
“Di Madrsah diajarkan beragama yang moderat, beragama washatiah, beragama yang berada di tengah-tengah. Tidak beragama yang kenceng dan kendor atau dalam bahasa lain ekstrim kiri dan ekstrim kanan sehingga menjadi liberalis dan radikalisme.” tegasnya.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Kemenag menegaskan bahwa tidak ada agama apapun yang membenarkan melakukan perusakan dan teror di dalam kehidupan. “Sesungguhnya agama apapun yang hidup di Indonesia ini tidak membenarkan, tidak memiliki akar beragama yang ekstrim di dalam kehidupan kita ini.” pungkasnya. (ida-hd/Wul)