Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas H. Aziz Muslim, S.Ag, M.Pd.I membuka acara Ngobrol Pendidikan Islam (NGOPI) yang dihadiri anggota DPR RI Komisi 8 H. Wastam, SE, SH, Kabag TU Kanwil Kemenag Provinsi Jateng DR. H. Wahid Arbani, M.Si bertempat di Hotel Surya Yudha Purwokerto, Kamis (11/08)
Kegiatan Ngopi diadakan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas bekerjasama denga Komisi 8 DPR RI . Sebagai narasumber anggota DPR RI Komisi 8 H. Wastam, KH. Sabar Munanto selaku Ketua PC NU Kabupaten Banyumas, dan Ibnu Hasan ketua PDM Muhammadiyah Banyumas.
Dalam laporannya Edi Sungkowo, M.Pd.I selaku ketua panitia menyampikan bahwa kegiatan Ngopi diikuti oleh tokoh masyarakat Banyumas, Pejabat Kantor Kemenag Banyumas, Forum Komunikasi Diniyah , Forum Komunikasi Ponpes , BADKO TPQ, KKM MI, KKM MTs, KKM MA , MGMP PAI SD SMP SMA dan SMK .
“ Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan wawasan tentang perkembangan dunia pendidikan di Indonesia khususnya di Banyumas, serta menyerap isu isu terkini tentang pendidikan islam,” jelasnya.
Dalam sambutan pembukaan Aziz Muslim menyampikan masa depan bangsa Indonesia maju mundurnya tergantung bagaimana kualitas dunia pendidikan di Indonesia. Dan mengucapkan terimakasih kepada Komisi 8 DPR RI sebagai mitra di dunia pendidikan di Indonesia yang berada di DPR RI .
“ Ada berbagai isu aktual tentang dunia pendidikan baik nasional ataupun lokal, untuk isu lokal di Kabupaten Banyumas saat ini ada tiga . Yang pertama terkait dengan kebijakan lima hari sekolah, isu kedua adalah kebijakan implementasi kurikulum merdeka, isu yang ketiga adalah raport pendidikan “merah” di Kabupaten Banyumas dari hasil evaluasi Tanoto Foundation raport pendidikn di kabupaten Banyumas masih merah,” tutur Aziz.
Dalam paparannya KH. Sabar Munanto menjelaskan bahwa situasi saat ini bergerak sangat cepat , lincah, fluktuatif dan labil . Untuk mengatasi hal ini Allah SWT memberikan kepada manusia tuntunan yaitu harus mempunyai mindset pemikiran kedepan dan orientasi masa depan. Apa yang kita laksanakan sekarang harus berfikir sekian tahun kemudian, bukan untuk enam tahun kedepan saja.
“ Situasi saat ini penuh dengan ketidak pastian , untuk menghadapi ketidak pastian harus ada keterikatan . Misalnya saat madrasah ingin memajukan madrasahnya , tentu harus dibuat wali murjid terikat dengan sekolah tersebut dengan cara mau membiayai kegiatan di sekolah tersebut , guru guru harus mau melaksanakan tugas sebaik baiknya untuk memajukan dunia pendidikan tersebut , kalau hal ini tidak ada keterikatan tentu tikdak berhasil,” terangnya.
Sementara itu DR. Ibnu Hasan menjelaskan bahwa pendidikan islam itu tidak sama dengan pendidikan agama islam. Kalau kita bicara pendidikan agama islam ketemunya dengan madrasah, pesantren, diniyah dan lain sebagainya sedangkan pendidikan islam sangat luas.
“ Terkait lima hari sekolah kita melihat positifnya , di Muhammadiyah sudah melaksanakan kegiatan lima hari sekolah selama 5 tahun , tapi sayangnya satu hari untuk kegiatan ekstra yang diperdalam malah belum efektif. Harapan kami bagaimana madrasah diniyah dapat berkolaborasi dengan pesantren untuk membuat kegiatan kegiatan yang positif,” jelas Ibnu.
Dalam sesion tanya jawab Ahmad Tontowi mewakili KKM MI Kabupaten Banyumas menjelaskan bahwa saat ini perpustakaan dengan buku buku yang memadai di madrasah madrasah masih sangat minim, hal ini berimbas pada kurangnya minat baca pada anak anak di sekolah. Untuk meningkatkan budaya baca di madrasah kami minta melalui komisi 8 ada alokasi dana khusus untuk pembangunan perpustakaan dengan tujuan untuk meningkatkan minat literasi dan membaca.(yud/rf)