Semarang – Pembelajaran yang menyenangkan merupakan salah satu indikator Sekolah Ramah Anak. Salah satu kegiatan yang mendukung proses pembelajaran yang menyenangkan tersebut adalah belajar di luar kelas. Berpedoman pada Juknis Belajar di Luar Kelas yang dikeluarkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak civitas akademika MIN Kota Semarang terapkan Outdoor Classroom Day, Kamis (1/11).
Kepala MIN Kota Semarang Subiyono mengungkapkan program OCD ini bagian dari mewujudkan sekolah ramah anak. Program ini merupakan program Pemerintah Pusat yang dilaksanakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI. Juga program Kementerian Agama RI yang berkomitmen menjadi pelopor percepatan Sekolah Ramah Anak.
“Hari ini kita berpartisipasi untuk melaksanakan agenda nasional Outdoor Classroom Day (Belajar di Luar Kelas) dalam bingkai Sekolah Ramah Anak. Program berdurasi tiga jam pembelajaran ini dikemas untuk membuat anak-anak tidak jenuh, menumbuhkan kreativitas, menggalakkan olahraga dan permainan tradisional,” kata Subiyono.
Disampaikan Subiyono, kegiatan dimulai dari pukul 06.45 WIB para guru menyambut siswa dengan 3S (senyum, sapa, salam). Dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya (3 stanza), cuci tangan sebelum makan, baca doa bersama sebelum makan, cuci tangan setelah makan. Kegiatan dilanjutkan dengan memeriksa lingkungan, menyingkirkan tanaman dan barang yang dapat membahayakan siswa, mematikan lampu yang tidak diperlukan dan mematikan kran air yang terbuka. Dilanjutkan pukul 08.08 – 09.00 WIB diisi dengan kegiatan membaca buku di luar ruangan, dilanjutkan dengan simulasi sadar bencana dalam lagu dan gerak, senam Germas, permainan tradisional, yel-yel Madrasah Ramah Anak, deklarasi Madrasah Ramah Anak, dan acara ditutup pukul 09.30 dengan menyanyikan lagu Maju Tak Gentar.
Menanggapi kegiatan luar biasa yang dilakukan oleh madrasah, Siti Nur Laela salah satu orangtua menanggapi positif kegiatan ini, dan sangat mendukung kegiatan belajar di luar kelas ini. “Pembelajaran cukup menyenangkan, sehingga anak-anak tidak bosan untuk belajar di kelas. Saat kami melihat anak-anak melakukan permainan dan olahraga tradisional, subhanallah terlihat ada kedekatan yang sangat luar biasa antara anak-anak dengan guru,” kata Laela.
Pihak madrasah pun membuat testimoni kepada 2 (dua) siswa madrasah ini. Ditemui di kelasnya Naya kelas IV, merasa senang karena bisa belajar di luar kelas bersama teman-teman. “Banyak hal yang saya lakukan hari ini, bermain permainan dan olahraga tradisional, senam germas, cinta lingkungan dan sadar bencana,” ungkap Naya. Satu hal yang paling mengesankan baginya adalah saat bersama teman-teman bernyayi yel-yel MIN Kota Semarang sebagai madrasah ramah anak. “Madrasah di dadaku, madrasah kebangganku. MIN Kota Semarangku, ramah anak. Siswa senang, guru tenang, orangtua jadi riang,” lagunya meniru gaya lagu Garuda di Dadaku.
Sementara Cairo al Ghifari Marta Sasmita siswa kelas VI merasa sangat senang dengan kegiatan OCD, karena bisa lebih tahu tentang permainan tradisional dan lebih semangat dalam belajar. “Terima kasih bapak ibu guru, saya senang dan nyaman belajar di MIN Kota Semarang,” ucapnya. (sby/gt)