081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

Search
Close this search box.

PAI Kenalkan Toleransi dan Moderasi Beragama di TPQ Hudalil Muttaqin

Semarang – Minggu (10/4/2022), Penyuluh Agama Islam (PAI) Kecamatan Gunungpati melakukan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat sekitar di lingkungan Kampung Siroto, yaitu di Masjid Ash Sholihin dan TPQ Hudalil Muttaqin.

Untuk kegiatan di Masjid Ash Sholihin dilakukan oleh Arief Pramudiyto dan Sukarmi, sedangkan untuk kegiatan di TPQ Hudalil Muttaqin, hari itu diisi oleh Zuhriyatussa’tiyah.

Kegitan ini merupakan kerja sama antara Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Kecamatan Gunungpati dan Takmir Masjid Ash Sholihin, yang dikemas dalam bentuk “Ramadhan Mengaji”.

Siang itu, Minggu (10/4/2022), Zuhriyatussa’tiyah atau yang akrab di panggil Bu Zuzu menyampaikan materi tentang rukun iman kepada anak-anak usia PAUD, TK, dan SD yang tergabung dalam TPQ Hudalil Muttaqin.

Ia menyampaikan paparannya dengan bersenandung menggunakan syair dan nada lagu yang mudah untuk dihafal dan dimengerti oleh anak-anak.

Pada kesempatan tersebut, ia menuturkan pentingnya penanaman aqidah Islam sejak dini, sebagai sebagai dasar ilmu keagamaan.

“Mereka masih pada usia tumbuh dan berkembang, oleh karenanya saat yang tepat untuk memulai memberikan pengetahuan atau ilmu agama, tentu dengan menggunakan metode yang sesuai dengan usia mereka,” lanjut Bu Zuzu.

“Ketika aqidah Islam telah tertanam sejak dini secara kuat dan kokoh, insya Allah mereka akan menjadi generasi muda Islam yang memiliki prinsip dan tidak mudah terpengaruh paham atau aliran Islam yang radikal,” ujarnya.

Hal ini ia sampaikan mengingat maraknya paham radikal yang sedang berkembang di Indonesia. Menurutnya dengan pemahaman agama yang kuat tentu akan menjadi pondasi bagi anak dalam memahami dan memaknai ajaran Islam dengan benar, sehingga mereka tidak mudah terpengaruh aliran-aliran atau ajaran yang sesat tetapi mengatasnamakan agama.

“Hal ini sangat riskan akan menggelincirkan anak-anak kedalam paham ekstrimisme atau radikalisme jika tidak kita berikan pemahaman sejak dini. Sebagai contoh, kami sampaikan hal-hal ringan yang biasa mereka hadapi sehari-hari, seperti menghargai teman yang berbeda agama, tetap berteman dengan teman yang berbeda agama, berbagi makanan dan mainan dengan teman yang berbeda agama, tidak mengejek teman yang beragama lain atau hal-hal lain yang biasa dilakukan dalam keseharian. Intinya, kenalkan toleransi antar umat beragama dan moderasi beragama sejak dini,” pungkasnya.(Zuzu/NBA/bd)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Skip to content