Surakarta – Dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta mengadakan upacara pada sabtu, (1/10/2022). Bertempat di Gedung Lokal Timur MAN 1 Surakarta, upacara bendera diikuti dengan hikmat oleh siswa-siswi serta tenaga pengajar MAN 1 Surakarta. Upacara diawali dengan pengibaran Sang Saka Merah Putih diiringi lagu Kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan mengheningkan cipta. Dalam amanat yang disampaikannya, Slamet Budiyono, selaku Kepala MAN 1 Surakarta, meminta peserta upacara untuk menjaga empat pilar kebangsaan Indonesia. Adapun keempat pilar tersebut adalah Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945, dan NKRI. Acara kemudian dilanjutkan dengan Pameran Projek Pelajar Pancasila Rohmatan Lil ‘Alamiin dan Sosialisasi Kurikulum Merdeka di Gedung Lokal Barat MAN 1 Surakarta. Pameran projek ini diikuti oleh seluruh kelas 10 tahun ajaran 2022/2023, sebagai penerapan dan penilaian pembelajaran berbasis projek kurikulum merdeka.
Kurikulum merdeka yang diterapkan dalam pembelajaran di MAN 1 Surakarta merupakan kolaborasi antara pembentukan Profil Pelajar Pancasila dengan tujuh tema utama dan profil pelajar ‘rahmatan lil alamin’ dengan 10 tema utama. Melalui penerapan kurikulum merdeka, diharapkan peserta didik mampu mencapai 17 karakter yang merupakan tujuan pembelajaran.
Ahmad Dardiri, selaku sekretaris komite MAN 1 Surakarta, memaparkan bahwa dengan adanya berbagai paradigma alur informasi di masa kini, maka kurikulum merdeka merupakan opsi yang tepat untuk saat ini. Pameran Projek Profil Pelajar Pancasila Rohmatan Lil ‘Alamiin mengangkat tema “Membentuk Wirausaha Muda yang Dinamis dan Inovatif melalui Budaya Daerah”, mengolaborasikan tema kewirausahaan dengan tema ketahanan, dinamis, dan inovatif. Dalam pameran ini, siswa dituntut untuk menjadi kreatif dan inovatif dalam membuat serta mempromosikan karyanya. Berbagai karya dipajang dalam pameran ini, mulai dari produk makanan, kerajinan tangan, olahan sabun, hingga pakaian.
Muhammad Yasin, salah satu wali murid, berpendapat bahwa kurikulum merdeka merupakan wadah bagi siswa untuk menjadi kreatif, inovatif, dan berprestasi sesuai passionnya. Sri Martini, wali murid yang lain, mengaku siap memberikan dukungan secara aktif kepada siswa, baik di sekolah maupun di rumah untuk memberikan pengertian, bimbingan, serta support. Pameran ini juga menjadi ajang evaluasi dan penilaian bagi siswa dalam proses pembelajaran kurikulum merdeka.
“Senang sekali bisa mengikuti kegiatan ini. Banyak pengalaman yang saya dapat untuk menghasilkan produk bernilai jual dari barang bekas di sekitar kita,” ungkap Makin, salah satu murid kelas 10. (annisa/my/bd)