Pelayanan Prima, Persyaratkan SDM Berkualitas dan Kompeten

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Purbalingga – Untuk meningkatkan kualitas kinerja dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada masyarakat perlu adanya persamaan visi dan tekad untuk maju. Kerjasama yang solid merupakan sebuah keniscayaan untuk mewujudkan peningkatan kualitas tersebut. Disamping itu, di lingkungan Kementerian Agama telah memiliki 5 Nilai Budaya Kerja sebagai pedoman bagi seluruh aparatur untuk bekerja lebih baik. Kelima nilai budaya kerja tersebut adalah: integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan keteladanan. Hal itu disampaikan oleh Ahmadi, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah dalam acara Pembinaan ASN Kantor Kementerian Agama Kab. Purbalingga (18/03).

Dalam acara tersebut hadir Wakil Ketua DPRD Purbalingga, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Purbalingga, dan Camat Bobotsari. Pembinaan ini diikuti oleh para Kepala Madrasah, perwakilan guru, Kepala KUA, pengawas, perwakilan siswa, penyuluh, komite madrasah dan ASN Kantor Kementerian Agama Kab. Purbalingga dengan jumlah peserta, sebagaimana dilaporkan oleh Rochiman, tidak kurang dari 250 orang. Kegiatan yang diselenggarakan di MTsN Bobotsari Purbalingga, sekaligus pada kesempatan itu dilaksanakan peresmian Masjid Al Ma’wa MTsN Bobotsari Purbalingga.

Ahmadi menyampaikan pentingnya pemetaan ASN yang disesuaikan dengan kebutuhan sehingga tidak terjadi kekurangan tenaga atau bahkan kelebihan yang berakibat adanya keimanan yang berdampak pada kurang optimalnya pelayanan. Pemetaan itu penting sebagai dasar distribusi pegawai sehingga jumlahnya bisa proporsional.

Diingatkan Kakanwil, tentang tema HAB Kementerian Agama 2016 adalah Meneguhkan Revolusi Mental untuk Kementerian Agama yang Bersih dan Melayani. Berbicara tentang revolusi mental yang merupakan sebuah gerakan nasional yang dicanangkan oleh Presiden RI menurut Ahmadi ada tiga pilar yang mendukung revolusi mental. Pilar tersebut yaitu integritas, etos kerja dan gotong royong. Sebelum Revolusi Mental tersebut digulirkan, Kementerian Agama RI telah mencanangkan 5 Nilai Budaya Kerja yang semuanya tercakup dalam revolusi mental tersebut. “Artinya dengan melaksanakan 5 Nilai Budaya Kerja tersebut artinya kita juga telah mensukseskan gerakan nasional revolusi mental,” tutur Ahmadi.

Selanjutnya diharapkan kepada seluruh ASN bisa meningkatkan kualitas pelayanan dengan bersih. “Saling melayani dalam pekerjaan merupakan bentuk kerjasama yang baik dalam sebuah organisasi”. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang sesuai dengan standar dan bahkan melebihi standar yang ditetapkan, standar SDM, standar proses, dan standar mutu. “Tidak ada kata lain untuk mewujudkan pelayanan prima kecuali peningkatan SDM dan pemenuhan kompetensi,” tandasnya.

Dijelaskan bahwa orang dikatakan kompeten adalah orang yang mampu dan berdaya yang ditandai dengan 5 ciri, yaitu : memiliki ilmu karena belajar, memiliki ketrampilan karena berpengalaman, memiliki karakter kepribadian/jati diri yang baik, memiliki karakteristik fisik yang baik (memiliki irama kerja yang tinggi), mampu memberdayakan aspek psikologis yang baik (motivasi, sikap, minat,dll).

Pelayanan yang prima kepada masyarakat harus menjadi perhatian utama bagi aparatur negara. Pada prakteknya tidak boleh terlepas dari visi terwujudkan masyarakat yang taat beragama, rukun, cerdas, dan sejahtera lahir batin dalam rangka mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong, yang dijabarkan pada 7 misi. 1) meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama, 2) memantapkan kerukunan intra dan antar umat beragama, 3) menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang merata dan berkualitas, 4) meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi ekonomi keagamaan, 5) mewujudkan penyelenggaraan haji dan umroh yang berkualitas dan akuntabel, 6) meningkatkan akses dan kualitas indian umum bercirikan agama, pendidikan agama pada satuan pendidikan umum, dan pendidikan keagamaan, serta 7) mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel, dan terpercaya.

Usai menyampaikan sambutannya, Kakanwil meresmikan Masjid Al Ma’wa dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita. (fat/gt)