Semarang – Sosok guru di era revolusi industri 4.0 yang ditandai berkembang pesatnya teknologi digital dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan jaman dan mau berubah ke arah yang lebih maju. Pembelajaran guru harus dapat mengarah pada pemecahan masalah dan inovasi; penguasaan kompetensi riil; mengarah lifelong liarner; kolaboratif; dan berpusat pada siswa.
Hal itu dikemukakan Amhal Kaefahmi, pengawas Kemenag Kota Semarang saat memberikan pembinaan dan pembimbingan pada saat supervisi pembelajaran guru di RA Perwanida 04 Tembalang, Kamis (10/3).
Sebelum memberikan pembinaan dan pembimbingan, Amhal Kaefahmi melihat langsung pembelajaran guru dikelas, utamanya saat guru memberikan fasilitasi, stimulasi, dan scaffolding pada anak dalam kegiatan main membuat karya Balon Udara.
Menurut Amhal Kaefahmi, revolusi industri ini juga ditandai pula dengan era disruptif. Untuk menghadapi era desruptif ini, tambahnya, dapat dilakukan dengan tiga (3) faktor yakni, literation untuk melakukan hal yang sama namun dilakukan dengan maksimal sehingga menghasilkan sesuatu yang baik; innovation dengan melakukan perubahan serta menemukan hal yang baru; dan mendisrupsi diri sendiri dengan perkembangan era saat ini sehingga mampu melakukan perubahan.
“Guru perlu mengingat bahwa belajar bukan hanya mengumpulkan informasi secara pasif, melainkan menciptakan atau membangun pengetahuan secara aktif,” jelas Amhal.
Dikatakan Amhal, guru harus mendorong siswa untuk memiliki budaya belajar dan terlibat penuh dalam aktifitas belajar dan pembelajaran yang diselenggarakan bersifat kolaboratif. Di samping itu tambahnya, guru harus dapat menumbuhkan semangat dan motivasi internal (intrinsik) dan pembelajaran yang dilakukan terkait dengan konteks dan terintegrasi dengan aspek lain yang relevan, sehingga pembelajaran berlangsung menyenangkan.
Ditambahkannya, pembelajaran guru di RA Perwanida Tembalang sudah menginspirasi anak untuk dapat berkreasi dan berinovasi dengan hasil karya berupa miniatur Balon Udara. Alat dan bahan yang disediakan guru berupa, balon, sedotan, gelas plastik, dan solasi.
Saat supervisi, Amhal Kaefahmi menyaksikan anak-anak yang gembira dengan hasil karya yang dibuatnya. Bahkan ada beberapa di antaranya langsung berlari ke orangtuanya yang siap menjemput pulang seraya memamerkan hasil karyanya.
“Balon udaraku bagus. Nanti akan kuuajak teman-teman untuk naik bersama,” celoteh salah satu anak dengan bangga.
Sementara itu, Maghfiroh, guru kelas kelompok usia 5 s.d 6 (kelas B) mengaku gembira dengan supervisi yang dilakukan pengawasnya. Pasalnya, pengawas tidak hanya menyalahkan dan mengamati kekurangan pembelajaran guru, melainkan memberikan solusi praktis untuk pelayanan pembelajaran bermutu pada anak didik.
“Saya merasa bangga dan berterima kasih pada pak Amhal Kaefahmi yang memberikan bimbingan langsung untuk perbaikan pembelajaran,” ujarnya. (Amhal Kaefahmi/bd)