081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

Search
Close this search box.

Pembukaan Halaqoh, Amin Handoyo Sampaikan PDF Sudah Mapan dari Jumlah Santri, Lembaga dan Proses Belajarnya

Semarang (Humas) – Halaqoh Revitalisasi Lembaga Formal Pesantren Pendidikan Diniyah Formal (PDF) di Jawa Tengah dibuka Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Amin Handoyo di Hotel Candi Indah Semarang, selama tiga hari dari Selasa s.d. Kamis, 25 s.d. 27 Juni 2024.

Kegiatan diikuti 40 orang peserta yang terdiri atas Kepala Pendidikan Diniyah Formal pada Pondok Pesantren di Jawa Tengah, JFT dan JFU pada Bidang PD Pontren. Menghadirkan narasumber dari Akademisi dan Praktisi Pendidikan serta Pejabat Kementerian Agama, di antaranya Ketua majelis masyayih pusat yang juga Ketua PWNU Jateng KH. Abdul Ghofar Rozin, Ketua Aspendif Pusat, KH. Fadlullah Turmudzi, Ketua Aspendif Jateng, Muqhofar, serta Dosen UIN Walisongo Semarang, Dr. Gufron Hamzah.

Dalam laporannya, Ketua Panitia Muh. Syafiq menjelaskan jika tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta memberikan pembaharuan kepada lembaga.

“Kegiatan Halaqah Revitalisasi Lembaga Formal Pesantren PDF di Jawa Tengah bertujuan untuk meningkatkan digitalisasi dan tata kelola dalam pelayanan di Pesantren,” ucap Muh. Syafiq.

Menurut Kepala Bidang PD. Pontren, PDF adalah program khusus pesantren, karena berdiri di pondok yang sudah ada ijin operasionalnya, dengan salah satu syaratnya adalah jumlah santri minimal 250 orang.

“Ini artinya PDF berada di pesantren yang sudah mapan dari sisi jumlah santri, mapan dari sisi lembaga dan proses belajar mengajarnya,” ucap Amin Handoyo.

Disampaikannya jika pondok pesantren telah memiliki kemandirian dan kekhususan, tinggal bagaimana lebih mengenalkan PDF ini ke masyarakat.

“Salah satu caranya adalah dengan memperbaiki pengelolaan, kalau inputnya bagus ditambah proses yang berkualitas maka outputnya akan luar biasa,” ujarnya.

Amin Handoyo juga mendorong pondok pesantren untuk mengirimkan santrinya mengikuti Musabaqoh Qiroatil Kutub (MQK). Menurutnya ponpes PDF Jawa Tengah mampu menyumbangkan juara nasional apabila berperan serta turut musabaqoh nasional. “Namanya musabqoh pasti ada ketentuan, seperti batas usia dan lain sebagainya. Artinya kita  harus tau syarat rukunnya dan kemudian mempersiapkannya. Meski saingannya besar dan banyak, kita siapkan Nahwu, pemahaman, Tsaqofah dan lainnya,” harapnya.(s)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Skip to content