Semarang, Senin (5/9/2022) dalam pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Agama Islam (PAI) SMA Kota Semarang, yang digelar di SMA Kesatrian 1 Kota Semarang, Sadi selaku Pengawas PAI mengajak kepada Guru PAI (GPAI) untuk mendokumentasikan pengalaman pembelajaran di kelas.
“Pengalaman pembelajaran di kelas yang paling menarik jangan lupa untuk didokumentasikan dan diikutkan dalam karya ilmiah Best Practice,” tuturnya.
Sosok inspirator dan motivator bagi GPAI di Kota Semarang ini, memaparkan dengan cukup gamblang dan jelas tentang apa itu Best Practice, ciri-ciri dan perbedaanya dengan PTK. Pemaparan yang diselingi dengan gurauan menjadikan materi yang disampaikannya menarik dan tidak membosankan bagi peserta kegiatan.
“Best Practice merupakan tulisan ilmiah yang terkait dengan pengalaman dalam melaksanakan tugas dan dibuktikan dengan metode kerja yang digunakan untuk menunjukkan keunggulan dengan penekanan dalam menunjukkan pengalaman terbaik bagi seorang guru,” terangnya.
“Mari kita berlomba-lomba menyusun Best Practice dalam rangka berpartisipasi dalam ajang kompetisi Guru Berprestasi (Gupres) 2022,” imbaunya.
Dalam kesempatan tersebut, tak lupa ia menyampaikan apresiasi atas keikutsertaan GPAI SMA Kota Semarang dalam gelaran pertemuan hari ini. Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala SMA Kesatrian 1 Kota Semarang, Tri Chandra Muharram, yang telah memfasilitasi terselenggaranya kegiatan.
Menaggapi apa yang disampaikan Sadi, Tri Candra menyampaikan permohonan dukungan dari GPAI dalam mengimplemntasikan Kurikulum Merdeka.
Pada pertemuan tersebut, Sihabudin Lubis Pengawas PAI Kankemenag lainnya memimpin doa dengan pengharapan kesuksesan pengimplementadian Kurikulum Merdeka bagi siswa SMA di Kota Semarang.
Selain Sadi, H.M. Faojin selaku Pengawas PAI Kankemenag Kota Semarang juga menyampaikan akan melakukan monitoring dan evaluasi kepada GPAI SMA se-Kota Semarang terkait Implementasi Kurikulum Merdeka.(Yusuf/NBA/bd)