Pentingnya Keteladanan Dalam Menghadapi Pandemi

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Ungaran – Pandemi seharusnya tidak menyurutkan semangat untuk tetap berkreasi dan berinovasi. Semakin kita dapat memanfaatkan situasi dengan hal-hal yang positif, maka secara otomatis hal tersebut akan memberi keberkahan dalam kehidupan kita.

Demikian disampaikan oleh Pegawas PAI Kankemenag Kab.Semarang, Nur Solichah di sela-sela kegiatan moitoring dan evaluasi pembelajaran PAI secara daring, Jum’at (6/8).

Menurutnya, pemberlakuan PSBB sampai PPKM level 3-4 oleh pemerintah, dampak dan konsekuensinya sangat nyata dirasakan oleh masyarakat, tak terkecuali pada institusi pendidikan mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Untuk itu selaku pengawas sekolah, dirinya tak henti-hentinya memberikan support dan motivasi kepada kepala sekolah, guru hingga para murid agar tetap semangat dan survive dalam melaksanakan pembelajaran ditengah pandemi covid-19.

“Percaya tidak percaya, pembelajaran jarak jauh dan daring ternyata sampai kini masih meninggalkan catatan-catatan bagi kami selaku pengawas sekolah. Namun demikian, apa yang telah disepakati bersama antara kepala sekolah, guru, siswa, komite dan wali siswa dalam menentukan proses pembelajaran, harus kita hormati dan kita jalankan dengan komitmen tinggi utuk menghindari loss pendidikan,” terangnya.

Selain support dan motivasi, Nur Solichah juga menyampaikan perlunya sebuah keteladanan dalam pelaksanaan prokes 5 M baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Menurutnya, metode keteladanan adalah kunci utama dalam menekan laju dan penambahan kasus positif covid-19, yang hingga kini belum nampak  tanda-tanda kapan akan berakhir.

“Selalu kami sampaikan pula dalam kegiatan monitoring bahwa sikap keteladanan adalah solusi agar masyarakat mulai tertib dalam menerapkan protokol kesehatan agar terhindar dari penularan virus covid-19, hingga bagaimana mereka bisa mensupport keluarga dan tetangga mereka yang terpapar virus covid-19,” imbuhnya.

Sedikit berbagi tips dalam mengurangi kebosanan dan kejenuhan selama pademi, pegawas PAI pada SMP, SMA, SMK se-Kecamatan Suruh, Susukan, Kaliwungu, Pabelan, Bancak, Ambarawa dan Tengaran ini, selain sehari-hari melaksanakan tugas pemantauan dan pembimbingan tugas guru secara online, dirinya juga membiasakan diri dengan menulis di sela-sela waktu luang. Setidaknya sudah ada 4 buku yang ia hasilkan selama pandemi melanda negeri ini. Dua buku tulisan mandiri (RAIH KETEGARAN HATI BERSAMA 99 Asma –Mu; KEMBALI KE RUMAH) dan dua lainnya berupa antologi (DEDIKASI PENGEWAS ERA 4.0; MERAJUT INSPIRASI di Masa Pandemi).

“Kalau kita tidak bisa berteman dengan pandemi, maka niscaya diri kita sendirilah yang akan merugi,” pungkasnya. (shl/bd)