Grobogan – Kehidupan modern dewasa ini telah tampil dalam dua wajah yang antagonistik. Di satu sisi modernisme telah berhasil mewujudkan kemajuan yang spektakuler, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sisi lain, telah menampilkan wajah kemanusiaan yang buram, berupa kemanusiaan modern sebagai kesengsaraan rohaniah. Modernitas telah menyeret manusia pada kegersangan spiritual. Ekses ini merupakan konsekuensi logis dari paradigma modernisme yang terlalu bersifat materialistik dan mekanistik, dan unsur nilai-nilai normatif yang telah terabaikan. Hingga melahirkan problem-problem kejiwaan yang variatif. Dan untuk mengurangi dampak gangguan kejiwaan pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) Penyuluh Agama Islam Kecamatan Purwodadi bekerja sama dengan Dinas Sosial memberikan pembinaan mental bagi ODGJ bertempat di Dinas Sosial Purwodadi, Rabu (05/12).
Menurut Kepala Dinas Sosial Kab. Grobogan Cndra Yuliawan mengatakan program pembinaan melalui bimbingan, penyuluhan dan kajian agama Islam yang dilakukan para penyuluh agama Islam kepada ODGJ diikuti 50 orang. Yang bertujuan untuk mengurangi beban mental terhadap ODGJ. Dan untuk itu perlu diadakan kerjasama kepada Kantor Kemenag melalui Penyuluh Agama Islam, sehingga nantinya penyandang ODGJ bisa cepat sembuh dan kembali dilingkungannya masing-masing.
“Kerja sama ini merupakan salah satu bentuk optimalisasi Dinas Sosial yang bertujuan untuk fisioterapi membangun mental dan spiritual untuk cepat sembuh dan kembali ke dalam masyarakat, dan insaallah pembinaan mental ini akan kami lanjutkan terus setiap hari rabu dengan para penyuluh agama islam,” jelasnya.
Penyuluh Agama Islam Kec. Purwodadi Zaenal Arifin mengungkapkan bahwa mental yang sehat adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara individu dengan dirinya sendiri dan lingkungannya berdasarkan keimanan dan ketakwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat. Jika mental sehat dicapai, maka individu memiliki integrasi, penyesuaian dan identifikasi positif terhadap orang lain. Dalam hal ini, individu belajar menerima tanggung jawab, menjadi mandiri dan mencapai integrasi tingkah laku.
“Solusi terbaik untuk dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan mental adalah dengan mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan mental seseorang dapat ditandai dengan kemampuan orang tersebut dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya, mampu mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sendiri semaksimal mungkin untuk menggapai ridho Allah SWT, serta dengan mengembangkan seluruh aspek kecerdasan, baik kesehatan spiritual, emosi maupun kecerdasan intelektual,” ungkapnya.
Zaenah Arifin menambahkan dalam gangguan mental yang tidak sehat maka diperlukannya suatu pembinaan mental secara keseluruhan. Pembinaan mental merupakan salah satu cara untuk membentuk akhlak manusia agar memiliki pribadi yang bermoral, berbudi pekerti yang luhur dan bersusila, sehingga seseorang dapat terhindar dari kekosongan pikiran yang menyebabkan gangguan kejiwaan seseorang. (bd/gt)