Purwokerto – “ Gus Menteri telah mencanangkan 7 program prioritas Kementerian Agama ,dan penyuluh adalah aktor terdepan sebagai corong dalam menyampaikan tujuh program Kementerian Agama. Salah satunya adalah program penguatan Moderasi Beragama.” Jelas Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Banyumas H. Aziz Muslim,M.Pd.I saat memberikan arahan dan sambutan didepan 216 Penyuluh Agama Islam dalam acara Silaturahmi Dan Pembinaan Penyuluh Agama Islam Kabupaten Banyumas Tahun 2022 bertempat di Aula Al Ikhlas Kantor Kemenag Kabupaten Banyumas, Kamis (09/06).
Hadir dalam acara tersebut mendampingi KaKan Kemenag Kabupaten Banyumas Kasi Bimas Islam Afiffudin Idrus , Penyelenggara Zawa Faisal Riza selaku Ketua Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Banyumas, Wakil Ketua Kelompok Kerja Penyuluh (POKJALUH) Faidus Sa’ad Edo .
Lebih lanjut Aziz menyampaikan bahwa Bapak Ibu sebagai juru dakwah , sebagai penceramah memiliki missi menyampiakan tentang urgensi dan eksistensi penguatan moderasi Beragama bagi masyarakat. Tentang Moderasi Beragama masih banyak yang salah paham , salah kaprah dan salah persepsi. Jadi Bukan moderasi agama , karena agama sendiri sudah moderat tapi moderasi beragama adalah Cara pandang , cara kita bersikap , cara bertutur laku dalam beragama secara moderat.
“ Jadi kenapa ini penting ? , karena kita menyadari bahwa negara kita adalah negara yang Bhinneka Tunggal Ika . Negara heterogen ini adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang harus kita bina,kita rawat.karena kita memiliki berbagai agama dan kepercayaan,dan setiap agama memiliki potensi utk extreim karena fanatisme yang berlebihan .Maka tugas kita merawat kemajemukan ini , jadi pentingnya moderasi beragama adalah merawat kebhinekaan Indonesia. Banyak juga yang salah persepsi jangan-jangan moderasi beragama adalah pendangkalan agama, bukan . Justru moderasi beragama adalah menampakan wajah asli agama, wajah asli agama adalah mengajarkan kasih sayang bukan kebencian, bagaimana berdakwah secara sejuk , menyampaikan kebenaran, merangkul bukan memukul , bukan menceraiberaikan, bukan menghancurkan , semua agama begitu,“ terangnya.
“ Maka inilah pentingnya kita menyampaikan penguatan-penguatan moderasi beragama. Di Indonesia ini merupakan negara yang heterogen, agamanya ada enam , pulaunya ada ribuan , dengan berbagai suku. Kita bayangkan jika masing-masing pulau ingin merdeka, masing-masing agama ingin dijadikan sebagai dasar negara maka negara ini akan hancur berkeping keping. Kita harus bersyukur , kita lihat dinegara tetangga, banyak kasus yang negaranya hanya satu agama sampai saat ini belum selesai berperang. Akan tetapi sampai saat ini Indonesia alhamdulillah rukun dan damai . Maka merawatnya adalah bagaimana kita mengembangkan sikap toleran ,menghargai keragaman.Adapun parameter moderasi beragama yang pertama adalah toleransi,yang kedua anti kekerasan,yang ketiga Komitmen Kebangsaan dan yang keempat adaptif terhadap budaya lokal,”ungkapnya.
Kasi Bimas Islam Afiffudin mengucapkan terimakasih kepada panitia yang telah menyelenggarakan kegiatan silaturahmi bagi para penyuluh. Afif juga menyampaikan bahwa para penyuluh mempunyai tugas untuk mentradisikan budaya literasi dengan membuat dua buah khotbah Jumat asli hasil karya sendiri , baik putera dan puteri . Naskah yang dibuat akan kita kirim ke provinsi dan tanggal 22 dikirim ke pusat. Semua naskah khutbah akan diverifikasi oleh tim yang telah ditunjuk.
“ Pengalaman beberapa waktu yang lalu ,banyak naskah yang tidak original , sehingga kami tidak bisa menyampaikan ke penerbit,” tuturnya. Kami mendorong para penyuluh untuk mulai menggiatkan budaya menulis sebagai media untuk menyampaikan ide dan gagasannya.(yud/rf)