Banjarnegara – Melihat fenomena dunia pendidikan yang dihadapkan dengan berbagai macam tantangan dan permasalahan. Diantara permasalahan adalah timbulnya berbagai bentuk kenakalan remaja. Bentuk kenakalan remaja itu sendiri ada berbagai macam, seperti sering terlambat atau tidak disiplin, tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM), tidak menggunakan atribut dengan lengkap, sering membolos sekolah, dan lain sebagainya.
Menjelang Ujian Madrasah yang diselenggarakan pada tanggal 29 Maret 2021 sampai dengan 07 April 2021 ditemukan salah satu siswi yang mengalami kendala dalam pelaksanaan Ujian Madrasah. Menginjak 2 hari pelaksanaan Ujian Madrasah, salah satu siswi tidak hadir dan tidak mengerjakan.
Melihat kejadian tersebut, pada Rabu (31/3) pukul 10:00 WIB, Nasiah Ningrum selaku Guru BK MTs N 1 Banjarnegara ditemani ketua panitia UM, Yuni dan beberapa para guru turun tangan untuk menindaklanjuti siswi tersebut.
Nasiah Ningrum menyampaikan bahwa, salah satu siswi MTs N 1 Banjarnegara sudah tidak hadir selama 2 hari selama UM dilaksanakan mulai pukul 07:00 WIB sampai 11:00 WIB. setelah menghubungi orangtua wali serta kerabat dekatnya. Langkah dan tindakan dari pihak sekolah adalah dengan mengunjungi keberadaan siswi yang mengalami kendala pasca UM ke rumah tersebut, salah satunya Home visit.
“Iya kita bersama beberapa guru, mulai dari wali kelas, waka kesiswaan, serta panitia UM, akan menindaklanjuti siswi yang bermasalah tersebut dan menghampiri secara langsung ke alamat rumahnya,” ungkapnya.
Zaenal selaku Kepala Madrasah juga mendukung hal tersebut. Sebab, dengan tindaklanjut secara berlangsung, peran Guru BK sangat diharapkan kepada siswi yang bermasalah. Hal itu akan menghasilkan jalan keluar serta kelancaran dalam pelaksanaan UM 2020/2021.
Setelah ditelusuri dan ditindaklanjuti dengan menggunakan metode pendekatan, siswi tersebut akhirnya mau ikut serta dalam pelaksanaan UM untuk keesokan harinya di hari kamis. Diketahui bahwa, salah satu siswi kurang perhatian orang tua dan terbawa pergaulan yang negatif. Dengan mendengarkan cerita-cerita siswi tersebut, dan siswi tersebut mengaku atas kesalahannya. Akhirnya pihak sekolah melakukan toleransi atas kejadian tersebut.
“Saya mengaku salah atas kelalaian tidak ikut UM dan tidak hadir. Untuk besok saya janji akan hadir,” ujar salah satu siswi MTs N 1 Banjarnegara.
Ardian selaku guru BK kelas 8 juga menambahkan bahwa, dengan mendekati siswi yang bermasalah, dapat menjadikan peserta didik mampu menceritakan atas kejadian yang dialaminya. Dengan kejadian tersebut, peran guru BK sangat penting di tiap-tiap sekolah. Sebab di masa emas, anak yang menginjak umur 14-15 adalah masa pra-Remaja yang harus terus didampingi agar tidak menyimpang.
“Generasi muda memang merupakan penentu generasi di masa mendatang. Bisa dibilang bahwa corak perkembangan umat Islam dan kemampuannya berkiprah dalam pembangunan di masa mendatang, hal itu bergantung dari kualitas generasi muda sekarang,” tambahnya. (Risky/Lin/ak/rf)