Slawi – Bulan Oktober merupakan bulan bahasa, karena pada tanggal 28 Oktober 1928 pertama kali diakui Bahasa Indonesia bahasa persatuan atau bahasa nasional dalam sumpah pemuda. Oleh karena itu, dalam bulan tersebut biasanya dilaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan bahasa, misalnya lomba baca puisi, menulis artikel/berita, dan lain-lain.
“Di MTs Negeri Slawi sendiri, kegiatan yang berkaitan dengan kebahasaan telah dilakukan oleh Tim Jurnalistik. Diantaranya pelatihan tentang jurnalistik, peliputan kegiatan madrasah, aktif mengirimkan berita ke website resmi Kantor Kemenag Kab. Tegal dan Kanwil Kemenag Prov. Jateng,” ungkap Jamroni selaku pembina ekskul jurnalistik di ruang kerjanya, Selasa (31/10).
Selama bulan Oktober, setidaknya 17 berita telah dikirim (jika ditambah berita ini, totalnya menjadi 18), dan semuanya dimuat di web Kanwil. Pencapaian tersebut tidak lepas dari kerja sama antar tim yang meliput hampir seluruh kegiatan MTs Negeri Slawi yang dilaksanakan di bulan Oktober. Mulai dari kegiatan rutin harian dan mingguan, liputan ajang perlombaan, serta kegiatan insidental yang sifatnya berupa peringatan atau perayaan.
Titik balik pencapaian tersebut, salah satunya berkat kegiatan Workshop Jurnalistik dan Kehumasan yang diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama Kab. Tegal yang bertempat di lab. komputer MTs Negeri Slawi, Senin (09/10).
Saat itu, Plt Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Tegal, Akhmad Farkhan menyampaikan harapannya terkait kegiatan tersebut.
“Saya berharap pertemuan kali ini, mulai hari ini (09/10), panjenengan sudah biasa menulis, ketika sudah menulis maka akan mendapatkan kenikmatan tersendiri. Jadi tiap kejadian apapun yang ditemui itu akan njenengan tuli,” ucap Farkhan.
Selain itu, M. Afief Mundzir selaku Kasubbag Informasi dan Humas Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Jateng, yang menjadi salah satu narasumber pada kegiatan tersebut, menyampaikan pandangannya terkait dengan bagaimana membangun optimalisasi peran humas dalam rangka memberikan informasi dan pelayanan atas keterbukaan informasi kepada masyarakat.
“Sampaikan informasi yang terbaik untuk orang-orang yang ada di sekitar kita. Nabi SAW sudah berpesan seperti itu kepada para Sahabat. Jadi para Sahabat Nabi sudah diperintahkan untuk menyampaikan apa saja yang bisa untuk disampaikan. Kalau bahasa sekarangnya, apa saja yang bisa dipublikasikan, maka itu harus kita sampaikan. Karena itu bagian daripada kita meneruskan Sunnah Nabi,” ungkap Afief Mundzir. (akb/za/rf)