Lasem — Budaya meneliti kini sudah mulai banyak digemari oleh kalangan siswa terutama siswa madrasah. Dengan melakukan penelitian siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya termasuk dalam memecahkan masalah.
Kementerian Agama RI sebagai induk dari madrasah sudah menyediakan wadah untuk menyalurkan bakat mereka melalui sebuah ajang bergengsi bernama MYRES atau Madrasah Young Researchers Supercamp yang diselenggarakan setiap tahun melalui direktorat KSKK Madrasah.
MAN 2 Rembang kini sedang berupaya membangun semangat riset melalui bimbingan yang intensif. Bimbingan kepada para siswa tim riset madrasah ini sudah mulai dilaksanakan yang terbagi menjadi tiga bidang yaitu Sains-Teknologi, Sosial Humaniora, dan Keagamaan Islam.
Bimbingan ini dilaksanakan pada hari Rabu (3/2/2022) selepas kegiatan Majelis Muta’allimil Qur’an (MMQ). Walaupun demikian jadwalnya juga sesuai kesepakatan antara pembimbing dengan siswa.
Ketua Tim Riset MAN 2 Rembang, Wahyu Prihatiningrum mengatakan, kegiatan bimbingan ini merupakan tindak lanjut dari pelatihan yang telah diselenggarakan sebelumya. “Setiap bidang para siswa akan dibersamai oleh tiga guru pembimbing. Siswa dan pembimbing berdiskusi tema atau judul apa yang diteliti,” ujarnya.
Wahyu menambahkan, pihaknya sudah membuat program kerja tim riset selama enam bulan kedepan. Pertama pelatihan bagi siswa dan pembimbing yang telah terlaksana sebelumnya. Kedua bimbingan judul penelitian, latar belakang masalah, hipotesis, dan metode penelitian.
Ketiga penyusunan proposal penelitian. Proposal ini rencananya akan diajukan kepada pihak madrasah. Program kerja keempat yaitu kegiatan pelaksanaan penelitian yang didampingi pembimbing. Yang kelima penyusunan laporan hasil penelitian. Sementara yang terakhir yaitu persiapan pengajuan proposal MYRES.
“Kami berharap dengan adanya program kerja ini jika sesuai rencana, dapat diajukan di MYRES yang biasanya dimulai pertengahan tahun,” ujar Wahyu.
Sementara itu salah satu siswa Elya Syafatun Ni’mah antusias dengan adanya program bimbingan ini. Ia berharap dirinya dan teman-temannya akan mendapatkan banyak ilmu dari para pembimbing sehingga dapat menyusun proposal dan penelitian dengan baik.
“Saya melihat Lasem banyak yang bisa diekspos. Misalnya tentang toleransi beragama, bangunan-bangunan bersejarah dan batik tulis. Ini sesuai dengan bidang Sosial Humaniora ,” ujar siswa kelas XI MIPA ini. – huda/iqo/rf