Pesan Kakanwil: Jadi Teladan dan Tingkatkan Sense of Crisis ditengah Pandemi

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang (Humas) – Halal bihalal virtual yang dilakukan Keluarga besar Kanwil Kemenag Prov. Jateng melalui platform Zoom dapat berjalan dengan lancar pada Selasa (18/05) di ruang Teleconference lantai 3. Tampak hadir langsung Kakanwil Kemenag Prov. Jateng, Musta'in Ahmad, Kabag TU, para Kabid, Kassubag, serta Pembimas. Secara daring bergabung juga seluruh Kepala MAN, Kepala MTsN serta satker yang ada di 35 Kankemenag Kab/Kota wilayah Jawa Tengah.

Setelah memberikan arahan Kakanwil serta melakukan interaksi langsung dengan beberapa satker Kankemenag di Kab/Kota pada akhir acara Kakanwil menyampaikan pesan pentingnya supaya kita tetap bisa menjalani kehidupan dimasa pandemi. Yang pertama Kakanwil mengajak seluruh jajaran di Jawa Tengah untuk menjadi teladan di tempat tugas masing-masing, di kegiatan kemasyarakatan dan kegiatan keagamaan yang ada. 

“Idealnya, seperti istilah yang selalu saya katakan, biarlah pasar meniru kita, biarlah terminal meniru tempat ibadah, biarlah tempat wisata meniru rumah ibadah namun bukan sebaliknya , jangan sampai tempat ibadah ingin meniru pasar atau terminal,” ucap Kakanwil.

Kakanwil menegaskan nilai-nilai agama yang sejak awal menginspirasi bangsa Indonesia menemukan jati dirinya sebagai falsafah negara, Pancasila sila Ketuhanan Y.M.E mengilhami proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka inilah yang sedang Kementerian Agama lakukan yakni menjadikan agama sebagai imam dan panduan utama untuk menghadapi kondisi pandemi supaya tetap menjadi teladan bagi banyak orang. 
“Sebab orang beragama lain mengerti tentang agama kita tidak melalui kitab suci kita tetapi mereka mengerti agama kita melalui sikap, ucapan dan perilaku kita. Oleh karena itu ketika kita mengatur tata kelola ibadah itu membentuk citra agama kita masing-masing. Sebagaimana juga nasehat para ulama, terkadang kemuliaan agama itu tertutup oleh perilaku umat beragamanya. Maka bila dari awal kita merupakan bangsa yang beragama, identitas kita adalah manusia yang berketuhanan, tugas kita menjaga kemuliaan agama kita dengan perilaku yang baik,” ucap Kakanwil.

Selanjutnya Kakanwil berpesan supaya kita memiliki kesadaran untuk meningkatkan sense of crisis kita terhadap pandemi, bahwa pandemi nyata adanya dan nyata bahayanya maka agama harus tampil sebagai pemandu yang baik ketika menghadapi pandemi. Lalu gunakan semangat Idul Fitri kita kembali pada semangat fitroh, semangat jati diri kita yang bersih. 

“Jadi orang yang sudah dihapuskan dosanya dengan ibadah puasa itu laksana kertas putih yang belum ada tulisannya, bersih. Inilah momentum kita untuk membuat cerita baru dikehidupan kita yang akan dikenang oleh generasi sekarang dan masa yang akan datang,” imbuhnya.

Pendek kata, persoalan yang kita hadapi haruslah kita pandang sebagai hal yang lumrah dan harus kita hadapi dengan panduan nilai-nilai agama. Yang terakhir Kakanwil mengajak seluruh jajaran untuk mensukseskan hajat besar Kanwil Kemenag Prov. Jateng untuk mendapat predikat WBK. Oleh karena itu seluruh jajaran bisa mengambil peran terbaik untuk mensukseskan hajat besar ini. (pqq)