081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Pesantren Cetak Kader Pengawal Utuhnya NKRI

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Klaten – Pemerintah telah menetapkan Hari Santri Nasional, penetapan ini harus dimaknai tidak hanya sebagai bentuk pengakuan, tetapi sekaligus penghargaan negara terhadap pondok pesantren, khususnya kalangan santri terutama atas kontribusinya yang luar biasa dalam pembentukan dan  mencetak  kader generasi  pengawal utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), demikian disampaikan Kasi PD Pontren Bakri pada Rakor Pengembangan Mutu Manajemen Pada Lembaga Pendidikan Keagamaan dilingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten yang dilaksanakan di Ponpes Tarbiyatul Islam Trono Tempursari Ngawen Klaten diikuti oleh 30 perwakilan dari ponpes, TPQ, dan Madin, Selasa (10/11).

“Salah satu misi dari Kementerian Agama, meningkatkan mutu kualitas raudhatul athfal, madrasah, perguruan tinggi agama, pendidikan agama dan pendidikan keagamaan. Untuk itulah Kementerian Agama berperan penting dalam pembinaan ponpes, TPQ dan Madin khususnya diwilayah Kabupaten Klaten,” kata Bakri.

Banyaknya krisis moral  yang dapat mengikis keutuhan NKRI,  adanya pendidikan religi seperti pondok pesantren menjadi salah satu solusi terbaik untuk menyelamatkan karakter generasi penerus bangsa ini. “Sebagai bangsa dengan mayoritas penduduk beragama Islam, maka pendidikan keagamaan dan akhlak dapat dimulai sejak usia dini, dengan demikian mutu manajemen pada lembaga keagamaan harus ditingkatkan/dikembangkan,” tandas Bakri.

Hal senada dikatakan Muchamad Asrofan dari Ponpes Muharikun Najjah Ngawonggo Ceper Klaten, bahwa dalam mengelola lembaga pendidikan keagamaan menerapkan manajemen SOP di ponpes, marilah kita kelola dengan sebaik-baiknya, ijin operasional harus ada, para santri terus diberi motivasi.

“Permasalahan dalam pengelolaan pendidikan keagamaan sangat komplek, bukan saja dari anaknya, tetapi juga ada dari faktor keluarga, orang tua harus mengikhlaskan bismillah untuk anaknya mondok. Kata kuncinya pengasuh adalah keikhlasan komitmen dan motivasi untuk dapat mencapai tujuan,” ajak Asrofan.

Pengembangan mutu manajemen lembaga pendidikan keagamaan diantaranya, ponpes  diusahakan dilengkapi masjid/musholla. Untuk madin dan ponpes adanya asrama tempat santri untuk menerima ilmu agama, figur pengasuh yang memotivasi mengarahkan pendidikan para santrinya. “Semangat dan konsistensi yang tinggi serta keteladanan tutur kata perilaku pengasuh harus betul menjadi uswah khasanah, dan juga ada kelebihan ilmu dan manajemen serta berusaha berjuang menjaring santri dengan adanya semangat untuk jemput bola,” pungkasnya. (AgusJun/gt)