Mungkid – Meski Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) di lapangan mengalami keterbatasan seperti sarana prasarana, jumlah guru, jumlah siswa, serta rendahnya dukungan dari para orang tua hendaknya jangan menjadi kendala untuk terus memacu prestasi. Khususnya dalam perolehan hasil ujian nasional, prestasi Madrasah Ibtidaiyah agar tidak mengelompok pada urutan bawah, tetapi diharapkan dapat menyebar.
Pengawas Pendidikan Islam Kecamatan Pakis Hanafi, menyampaikan hal tersebut pada kegiatan Pembinaan Guru di Gedung KKM MI Kecamatan Pakis, Sabtu (10/03). Kegiatan diikuti oleh para Kepala MIS sekecamatan Pakis, Guru PNS, dan operator Madrasah.
“Mari bersama memacu prestasi, untuk Madrasah yang siswanya sedikit agar diseriusi dengan segala keterbatasan di lapangan. Jangan sampai kontribusi perolehan prestasi mengelompok pada peringat bawah, tapi menyebar, syukur bisa peringat satu di tingkat kecamatan,” kata Hanafi.
Hanafi mengajak para guru untuk mempersiapkan ujian nasional dengan baik. Materi-materi agar dituntaskan, kemudian memperbanyak drill atau latihan-latihan. Hasil Ujicoba agar dijadikan dasar ketuntasan anak. Bahkan Hanafi menyarankan agar Komite Madrasah dapat terlibat secara aktif dalam upaya mencapai hasil maksimal dalam Ujian Nasional.
“Semoga guru-guru diberikan kekuatan dan istikomah dalam mengabdi,” lanjutnya.
Untuk memudahkan koordinasi para guru madrasah di Kecamatan Pakis, Hanafi mengharapkan guru-guru untuk selalu mengaktifkan handphone-nya agar informasi-informasi terkini dapat diikuti.
“HP agar selalu aktif, agar dapat selalu mengikuti informasi karena saat ini informasi cepat sekali beredar di media sosial,” katanya.
Untuk meningkatkan mutu madrasah, Hanafi mengharapkan para operator madrasah dapat meng-update data-data EMIS ataupun Simsarpras terkait sarana prasarana madrasah.
“Bantuan-bantuan pemerintah, ataupun Akreditasi bahannya adalah data EMIS. Sangat penting bagi Bapak/Ibu operator untuk selalu mengupdate datanya. Data-data sarana, misalkan kelas, perpustakaan jangan sampai tidak diisi meskipun kondisinya belum ideal,” lanjutnya.
Terkait implementasi fingerprint untuk merekam kehadiran guru, Hanafi menyampaikan tidak usah berpikir macam-macam agar kinerja menjadi berkah karena kita memenuhi jam kerja sesuai aturan yang ada.
“Tidak usah berpikir macam-macam, semuanya agar pekerjaan kita menjadi berkah. Tujuan finger ini adalah untuk kedisiplinan. Datang sesuai jam kerja, kemudian melaksanakan tugas dengan baik, dan pulang sesuai jam kerja,” lanjutnya.
Selanjutnya Hanafi menyampaikan kewajiban guru baik guru PNS, guru impassing, dan guru sertifikasi untuk memenuhi jam kerja minimal 7.5 jam perhari bagi yang menggunakan lima hari kerja. Untuk yang enam hari kerja, harus memenuhi minimal 6.5 jam perhari.
Setelah pembinaan, para operator mendapatkan sosialisasi pengelolaan fingerprint. Diharapkan setelah kegiatan tersebut, para operator mempunyai kompetensi untuk mengelola fingerprint pada madrasahnya masing-masing. Sebagai narasumber kegiatan adalah Ahmad Maskuri, Pengelola Fingerprint pada Kantor Kemenag Kab. Magelang. (am)