Prosesi Pengambilan Air Berkah Tri Suci Waisak 2561 BE / 2017

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Temanggung – Dalam rangkaian perayaan Tri Suci Waisak 2561 BE / 2017, puluhan biksu mengambil air berkah di Umbul Jumprit, Desa Tegalrejo, Kabupaten Temanggung, Senin (08/05).
Ada beberapa Sangha dan Majelis yang mengikuti ritual pengambilan air berkah yakni Sangha Theravada, Tantrayana, Mahayana, Mahanikaya serta majelis Tridharma, Kasogatan, Mapanbumi, Madhatantri.

Sebelum perwakilan sangha mengambil air berkah menggunakan kendi, mereka melakukan puja bakti di altar yang ada di kompleks Umbul Jumprit. 

Penyelenggara Buddha Kementerian Agama Kabupaten Temanggung, Suwardi mengatakan diantara kegiatan Waisak dimulai sejak 1 Mei lalu hingga kegiatan puncak 10-11 Mei. Persiapan pengambilan air berkah telah dimulai sejak awal Mei dengan pembersihan dan pengecatan ulang area Umbul Jumprit. Sementara pengisian air berkah Waisak ke 12.000 botol dilakukan pada 8 Mei 2017 dan nantinya akan disemayamkan di Candi Mendut, Kabupaten Magelang.
“Hari ini kami melakukan sarana puja kepada Sang Tri Ratna dengan alunan ayat-ayat suci yang dilanjutkan dengan membawa air berkah dari Umbul Jumprit ke Candi Mendut,” katanya serta menambahkan air itu merupakan lambang kerendahan hati yang dapat memberikan kesejukan bagi kehidupan spiritual manusia. 

Lebih lanjut Suwardi mengatakan dari Candi Mendut air berkah akan dibawa menuju Candi Borobudur untuk sarana puja kepada para dewa dan bodhisattva. Selanjutnya, sesuai dengan tradisi umat Buddha Indonesia sejak masa lalu, air berkah itu akan dibagikan kepada umat Buddha.
Umbul Jumprit telah lama menjadi tempat yang disucikan oleh umat Buddha, khususnya di Indonesia. Tradisi umat Buddha menggunakan air sebagai sarana peribadatan berawal pada zaman Sang Buddha Gautama, yang menggunakan air berkah untuk mengatasi wabah penyakit.

“Sebagai hikmah dari peristiwa itu, maka umat Buddha menjadikan kejadian di sana sebagai contoh dan teladan, senantiasa menggunakan air berkah yang telah dijadikan sarana puja dengan pembacaan parita-parita suci, digunakan sebagai air berkah yang sakral, membawa kesejukan, kesembuhan, ketenteraman, dan keselamatan,” pungkasnya.(swd/sr)