Kota Mungkid – Proyek penguatan pelajar rahmatan lil alamin tak terpisahkan dari proyek penguatan profil pelajar pancasila (PPP) dalam implementasi kurikulum merdeka (IKM). Penguatan dan peningkatan kualitas guru madrasah terhadap pemahaman tentang IKM terus digalakkan, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) 4 Magelang mengadakan kegiatan Bimbingan Teknis Implementasi Kurikulum Merdeka pada hari Kamis dan Jum’at, tanggal 4 Agustus 2022 – 5 Agustus 2022.
Kegiatan yang diselenggarakan di aula MTSN 4 Magelang menghadirkan narasumber dari Balai Diklat Keagamaan Semarang Ratna Prilianti dan Sri Sukarni. Seluruh guru MTSN 4 Magelang menjadi peserta kegiatan Bimbingan Teknis Implementasi Kurikulum Merdeka. Narasumber mengupas tuntas tentang perhitungan minggu efektif, alokasi waktu intrakurikuler dan proyek, capaian pembelajaran (CP) dan tujuan pembelajaran (TP), asesmen diagnostik pembelajaran, pemetaan capaian Pembelajaran CP) ke Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Modul Ajar (MA) RPP Intrakurikuler, Tema Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin, Dimensi Elemen dan Sub-Elemen, Modul Projek (MP), RPP Kurikuler, Kalender Pembelajaran Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin.
“Dengan adanya bimbingan teknis Implementasi Kurikulum Merdeka ini, marilah bapak dan ibu guru memanfaatkan semaksimal mungkin serta menerapkan ilmu sebanyak-banyaknya apa yang disampaikan dalam kegiatan bimtek ini,” ungkap H. Fahrurozi kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Magelang dalam pembukaan acara pada Kamis, (04/08/2022).
Dalam kesempatan tersebut dijelaskan terkait dengan proyek penguatan profil pelajar rahmatan lil alamin memiliki alokasi 20 – 30 % dari total jam pelajaran selama 1 tahun dan tidak terpisahkan dari proyek penguatan PPP. Dalam Pelaksanaan, pengelolaan waktu pembelajaran dapat dilakukan secara terpisah antara proyek penguatan profil pelajar rahmatan lil alamin dan proyek penguatan profil pelajar pancasila.
“Proyek penguatan profil pelajar ramhatan lil alamin difokuskan pada penanaman moderasi beragama yang dapat diimplementasikan melalui kegiatan yang terprogram dalam proses pembelajaran maupun pembiasaan guna mendukung sikap moderat,“ ungkap Ratna, narasumber. Pembiasaan dibentuk dengan pengkondisian suasana pembelajaran yang mengutamakan proses pensucian jiwa, bersungguh-sungguh memerangi hawa nafsu dalam mendekatkan diri kepada Allah dan melatih jiwa melawan kecendurungan buruk.
Disampaikan secara detail tema-tema yang bisa dirumuskan menjadi tema turunan oleh setiap satuan pendidikan sesuai dengan konteks wilayah serta karakteristik siswa. Tema-tema tersebut merupakan tema yang berkaitan dengan moderasi beragama yang sudah disepakati dalam satuan pendidikan.(FS/Sua)