KOTA PEKALONGAN (Humas) — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Agama menggelar ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference 2023 (ASEAN IIDC 2023). Evan ini diikuti para pemuka lintas agama dari 11 negara.
Mengusung tema ‘ASEAN Shared Civilizational Values: Building an Epicentrum of Harmony to Foster Peace, Security, and Prosperity’, forum yang dibuka Presiden Joko Widodo ini merupakan bagian dari Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN.
Penyelenggaraan ASEAN IIDC 2023 diapresiasi Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Takengon Zulkarnain. Menurutnya, kegiatan berskala internasional yang melibatkan tokoh lintas agama dan budaya telah melahirkan arus kuat untuk mengoptimalkan peran tokoh agama dalam menyajikan solusi atas sejumlah problem kehidupan warga dunia.
“Forum ini jelas menguatkan peran tokoh agama sebagai penggerak kemajuan dan kemaslahatan bersama,” ujar Zulkarnain di Jakarta, Selasa (8/8/2023). Zulkarnain hadir dalam ASEAN IIDC 2023 ini untuk menyaksikan langsung dan mengamati proses diskusi yang berlangsung antara tokoh agama dalam memikirkan solusi atas beragam persoalan dunia.
Zulkarnain mengapresiasi insiatif NU dalam menggelar ASEAN IIDC 2023. Menurutnya, NU semakin mengokohkan peran, perhatian, dan kontribusinya dalam merumuskan konsep agama untuk kemusiaan, agama sebagai pemberi daya dorong bagi pembangunan pilar peradaban bangsa dan warga dunia. Hal ini dilakukan NU melalui rekognisi dan rekonstruksi epistemologi guna menemukan paradigma baru dalam penataan kehidupan atas kesadaran bersama akan kebutuhan merawat harmoni.
“Harmonisasi kehidupan, tidak serta-merta harus menjadi satu. Beragam dalam berbagai konteksnya merupakan satu hal nyata adanya. Keragaman yang saling dimengerti, dan dilaksanakan oleh individu maupun komunitas budaya, agama, dan lainnya merupakan sikap harus dibangun oleh warga dunia. Semangat ini yang perlu didukung bersama,” sebut Zulkarnain.
“Kesatuan makna kehidupan, harus didukung oleh kesatuan informasi kehidupan yang dituntun oleh agama dan budaya. Sehingga tersusun kesatuan energi kehidupan yang bergerak dan menggerakan menuju harmoni untuk kemanusian dan peradaban,” sambungnya.
Zulkarnain menilai, ASEAN IIDC 2023 telah menunjukan adanya penguatan visi bersama untuk harmoni dalam membangun peradaban. Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (TPKN), lanjutnya, sudah seharusnya mengambil peran sebagai jangkar strategis dalam desiminasi gagasan dan menguatkan kesadaran bahwa harmoni adalah kebutuhan semua anak manusia sehingga harus dijaga.
“Kita berpikir, maka kita ada. Kita ada, pada saatnya menjadi tiada. Harmoni dalam kebaikan akan dikenang selamanya,” tandasnya.(Moh Khoeron/fzn/bd)