Semarang (Humas) – Inspirasi Moderasi Beragama kembali melebarkan sayapnya dengan menghadirkan empat narasumber hebat yaitu H. Mustain Ahmad selaku Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jateng, H. Taslim Syahlan Ketua FKUB Prov. Jateng, Akhsan Fauzi selaku Ketua Prima DMI Prov. Jateng, serta Aipda Herman Hadi Basuki, seorang Polisi sekaligus content creator yang gencar menyuarakan pesan-pesan baik berlafaskan komedi di sosial media (sosmed). Kegiatan ini mengusung tema Moderasi Beragama di Era Digital 4.0.
Kakanwil Kemenag Prov. Jateng, Musta'in Ahmad mengungkapkan bahwa era digital 4.0 cara berkomunikasi dan tatanan moderasi beragama pun berbeda. Kemajuan dan kecepatan zaman akan memunculkan banyak hal-hal yang tidak pasti serta dinamis, maka dari itu kita perlu memiliki landasan yang kokoh supaya kita tidak mudah tergoyahkan. Fondasi itu adalah kebangsaan dan keagamaan, cinta tanah air serta berketuhanan yang maha esa. Mau tidak mau kita harus maju mengikuti perkembangan zaman namun tetap memiliki pendirian yg kuat dengan moderasi beragama.
“Satu tarikan nafas kita haruslah berisikan berkebangsaan dan keagamaan, keduanya harus sejajar, tidak boleh ada yang mendahului,” ungkap Musta’in Ahmad.
Bicara tentang era digital maka peran anak muda sangatlah memberi pengaruh bagi kehidupan bangsa. Begitu juga yang dilakukan Akhsan Fauzi sebagai Ketua Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (Prima DMI) Prov. Jateng yang gencar menyuarakan moderasi beragama bersama remaja masjid lainnya.
“Masjid tidak hanya sebatas tempat sholat, masjid punya peran luas, salah satu peran pentingnya ialah sebagai rumah moderasi bahkan untuk seluruh agama. Bicara tentang moderasi agama, sejak dini harus ditanamkan pada diri sendiri, maka pemanfaatan sosmed pun juga untuk penyampaian pesan baik tentang moderasi agama,” ungkap Akhsan.
Remaja Masjid MAJT bersama Kanwil Kemenag Prov. Jawa Tengah telah meluncurkan gagasan rumah moderasi beragama dengan tujuan mempererat seluruh remaja masjid di Jawa Tengah bahkan remaja lintas agama lainnya. Jateng memiliki potensi yang besar. Jika Jateng mampu menggaungkan resonansinya perihal moderasi agama ini maka diharapkan mampu membangkitkan wilayah lain. Akhsan juga mengajak remaja lintas agama untuk membagi berita baik terkait moderasi beragama di sosmed.
Tak kalah hebat, Aipda Herman Hadi Basuki atau yang biasa dipanggil Pak Babhin juga ikut ambil andil dalam urusan moderasi beragama di era digital 4.0. Pria asal Purworejo ini eksis didunia maya dengan konten komedinya disosial media. Selain pekerjaan formalnya sebagai seorang anggota kepolisian di Polres Purworejo beliau juga aktif membuat konten dengan tujuan pembinaan masyarakat, dibalik komedi yang dibuatnya banyak sekali pesan-pesan kehidupan yang ia selipkan dalam kontennya.
 Â
“Sebagai Bhabinkamtipmas yang selalu keluar masuk kampung, saya sering berkomunikasi dengan masyarakat, namun karena keterbatasan waktu saya hanya bisa menjangkau beberapa daerah saja setiap harinya, maka saya berupaya untuk berselancar dalam sosial media untuk memberikan pembinaan secara lebih luas,” ungkap Pak Bhabin.Â
Kreativitas dalam penyampain pesan dalam bentuk video komedi diterima baik dikalangan masyarakat, khususnya Jawa Tengah. Penggunaan bahasa daerah juga mampu memperat Pak Babhin dengan para penonton setianya. Ini juga yang digunakannya untuk mampu menyebarkan hal-hal baik begitu juga urusan menegakan moderasi beragama.
“Kita sepakat semua agama mengajakan hal-hal baik, begitu juga ketika saya membuat konten untuk menyampaikan hal-hal baik dengan cerita yang ringan dan menghibur, namun jangan sampai konten yang kita buat memperburuk citra diri maupun instansi,” ungkap Pak Babhin.
Diakhir acara Pak Babhin berpesan kepada seluruh warga masyarakat supaya selalu menjaga iklim yang sejuk dengan berperilaku yang benar dan baik dilingkungan masyarakat maupun bermedsos, tanamkan toleransi dan sebarkan pesan-pesan baik. (ps/qq)
Â
Â