Semarang – Senin (31/5), Lantunan surat alfatihah mulai terdengar, menandakan acara halal bihalal virtual keluarga besar satuan pendidikan kecamatan Pedurungan sudah dimulai. Ibu Mutik Zulaifah dan Rowiyati sebagai pembawa acara telah membacakan susunan acara yang sudah tersusun rapi dan apik, Pembacaan ayat suci al Quran oleh Ustadz Habib Jamhar Syah menambah merdu dan indah suasana yang dirasakan. HBH Virtual yang diselenggarakan pada Jumat (28/5) kemarin, diikuti 100 peserta lebih dari Keluarga Besar Satuan Pendidikan Kecamatan Pedurungan yang meliputi Korsatpen, Bapak/Ibu Pengawas TK/SD, Pengawas PAI, Ketua K3S, Ketua ZIS, KS SD Negeri/Swasta, Guru Kelas,Guru mapel, Guru PAI se-Kecamatan Pedurungan digelar secara Virtual melalui ZOOM, Live Youtube dan Instagram di SD Primadana yang sudah di setting oleh Tim Dokumentasi yang sangat professional (Rokhimin, Listiyono, Intan, Dzain dan kawan-kawan).
Di dalam memberikan sambutan sekaligus pembinaan oleh Korsatpen Kecamatan Pedurungan, Bunda Hartini (sebutan akrabnya) mengucapkan, “minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin atas nama pribadi dan lembaga. Beliau juga berpesan kepada kita semua untuk tetap menjaga Imun , makan-makanan bergizi, banyak makan sayuran, buah, dan tetap menjaga protokol Kesehatan” ucap Bunda Hartini.
Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu guru yang sudah mencetak anak-anak menjadi sang juara, seperti contoh SD Petra yang mampu mencetak Juara tingkat Provinsi dalam Lomba Inovasi Pembelajaran tentang Penghematan Listrik.
Mewakili sambutan Panitia sekaligus Ketua Zis, Solikin menyampaikan ucapan, “terima kasih bagi semua pihak yang ikut terlibat dan berpartisipasi dalam kegiatan ini. Tidak lupa ucapan mohon maaf lahir batin beliau sampaikan mewakili seluruh panitia”, ucap Solikin.
Beliau juga menyampaikan beberapa capaian kegiatan yang sudah dilaksanakan dari dana ZIS yaitu diantaranya : pubertas konseling, santunan anak yatim bulan Muharram, bhakti sosial peduli covid-19, lomba anak sholeh di bulan Ramadhan, pelatihan menulis al Quran digital, penerimaan dan penyaluran dana ZIS dan rehab/perbaikan musholla satpen Pedurungan.
Memasuki acara Inti, Mauidhah khasanah disampaikan oleh Bapak K.H. Mohamad Faojin, beliau mengawali dengan melafalkan beberapa ayat al-Quran dan hadist yang akan dijabarkan dalam penyampaiannya.
Dengan penuh kesejukan hati, beliau mengawali dengan melafalkan QS. Al-Baqarah 183. Dari ayat tersebut beliau mulai memberikan penjelasan bahwa arah dan tujuan orang berpuasa adalah menciptakan insan yang bertaqwa, hal tersebut juga merupakan salah bukti terkabulnya pelaksanaan puasa Ramadhan kita.
Dan jika dihubungkan dengan QS. Ali Imran ayat 133 dan 134, ternyata terdapat korelasi yang signifikan sebagai bentuk ciri-ciri orang yang bertaqwa, yaitu : bersegera mohon ampun kepada Allah yang memiliki surga yang luasnya seluas langit dan bumi, mudah untuk mengeluarkan infaq dalam keadaan lapang atau sempit, mampu menahan amarah dan mudah untuk memaafkan orang lain. Dengan memperkuat pernyataan tersebut, beliau juga melafalkan surat Ali Imran 133-134 dengan suara merdunya. Adapun hadist yang mengandung arti sebagai berikut, “Tidaklah dua muslim itu bertemu lantas berjabat tangan melainkan akan diampuni dosa di antara keduanya sebelum berpisah.”.
Beliau menyampaikan, “bahwa hal tersebut jangan dijadikan patokan saat masa pandemi seperti ini, namun kita berpedoman pada hati yang ridho dan ikhlas dalam memaafkan orang lain. Percuma kita berjabat tangan jika hati kita tidak bisa menerima dan memaafkan”, ucap H.M. Faojin.
Jika kita benar-benar bisa ikhlas memberi maaf, maka pengamalan puasa kita di bulan Ramadhan bisa terbukti dengan diampuninya dosa-dosa kita yang telah lalu, sebagaimana hadist :
“Man Shoma Romadhona Imanan Wahtisaban Ghufiro lahu Maa Taqoddama Min Dzanbih”.
“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan Iman dan berharap pahala dari Alloh niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.
H.M. Faojin juga menjelaskan,”bahwa Allah SWT telah membentuk sebuah sistem yang sangat luar biasa di bulan Ramadhan , sehingga memberikan kesan yang berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Dengan dalil “Idzâ jâá ramadhâna futihat abwâbu al-jannati waghulliqat abwâbu al-nâri wasyuffidati al-syayâthînu”, yang maksudnya ‘ jika datang ramadhan dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan setan-setan diikat’ hal ini terlihat dari diampuninya dosa-dosa manusia, diturunkannya al-quran, adanya malam lailatur qodar (malam yang lebih baik dari seribu bulan), dilipatgandakannya pahala dan lain-lain yang kesemuanya itu tidak didapatkan di bulan-bulan yang lain”, imbuhnya.
Namun Allah selalu memberikan kesempatan bagi hambanya yang mau memperbaiki pahalanya. Misalnya Puasa Ramadhannya masih kurang bagus, masih dikawal puasa 6 hari di bulan Syawal, jika masih belum bisa melaksanakan, masih dikawal dengan puasa Daud (sehari puasa, sehari tidak), jika masih belum bisa juga puasa daud, masih bisa puasa Senin-Kamis.
Dengan berakhirnya puasa Ramadhan serta melengkapinya dengan mengeluarkan zakat, semoga kita semua menjadi orang-orang yang beruntung sebagaimana yang sering kita ucapkan yaitu minal aidzin walfaidzin.
Di penutup mauidhah khasanahnya beliau mendoakan kita semua agar sehat dan bisa beribadah, bekerja dengan baik serta virus corona segera diangkat dari muka bumi. (Rahmat S GPAI SDN Pedurungan Kidul 02/faojin/HumasDM/bd).